Belajar via daring/int

Disdik Makassar Minta Sekolah Kreatif Saat Gelar MOS via Daring

Minggu, 26 Juli 2020 | 22:16 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) akhirnya telah usai. Kini, peserta didik baru yang dinyatakan lulus memasuki masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) atau Masa Orientasi Siswa (MOS). Kegiatan ini berlangsung besok, Senin (26/07/2020).

Akan tetapi, pandemi Covid-19 yang masih merebak di Kota Makassar, kegiatan yang dilaksanakan di sekolah ini harus digelar secara daring. Hal itu dilakukan demi menghindari kerumunan yang berpotensi menyebarkan virus. 

pt-vale-indonesia

Olehnya itu, Ketua Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Makassar, Ahmad Hidayat meminta pihak sekolah harus kreatif. Ini dalam memperkenalkan profil sekolah kepada calon peserta didik. 

“MPLS atau MOS itu dikembalikan ke pihak sekolah, berdasarkan kreativitas dan inovasi masing masing sekolah. Bagaimana kemudian mengolah video pengenalan sekolahnya kemudian dikirim ke hp masing masing siswa,” ujarnya, Minggu (26/07/2020).

Banyak di antara Mereka kemudian dengan cara sd yang mendatangkan siswa dengan protokol kesehatan. 28 orang dipanggil dalam waktu gelombang. Mereka mendatangkan protokol kesehatan siswa tidak memiliki handphone.

Hal ini, kata pria yang akrab disapa Yayat ini, program ini sejalan dengan merdeka belajar yang menjadi inovasi baru Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Nadiem Makarim. Di mana kebijakan diambil alih oleh sekolah dan lebih bebas berinovasi. 

“Insha Allah MPLS ini berjalan dnegan baik, di sini kita dorong merdeka belajar. Semua betul dikembalikan ke sekolah. Bagaimana kepala sekolah untuk berinovasi masing masing,” tuturnya. 

Sementara itu, sekolah yang ingin mengadakan MPLS atau MOS di sekolah agar melapor dulu ke pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar. Selain itu protokol kesehatan harus lengkap sepeti alat cuci tangan di depan kelas dan menyediakan masker. 

“Tentu kan semua serba melapor, kami rapat kemarin. Kami akan rapat lagi dengan kepala sekolah dan membahas soal itu (MPLS). Saya kira protokol kesehatan harus menjadi tanggung jawab bersama,” ungkapnya. 

“Kita tidak menginginkan siswa berkerumun di sekolah. Namun bagi sekolah yang siswanya terkendala tidak punya hp harus memakai  masker, cuci tangan depan kelas. Untuk SD tiap satu jam 10 siswa diundang ke sekolah agar tak terjadi kerumunan,” tambahnya. 

Sementara untuk tingkat SMP, kata dia, semua cenderung menggelar MPLS atau MOS secara daring. Pihak sekolah pun mesti mempersiapkan segala hal agar kegiatan tersebut berlangsung lancar.

“Kalau SMP cenderung daring. Pihak sekolah membuat video untuk disebar ke siswa. Saya kita tim IT Sekolah sekarang sudah pintar dan telah mempersiapkan hal itu sebelumnya,” tandasnya. (*)


BACA JUGA