Humanity Food Truck telah diberangkatkan pada Jumat (24/7) dari Wakaf Distribution Center di Gunung Sindur, Bogor

ACT Kirim Humanity Food Truck ke Masamba

Senin, 27 Juli 2020 | 22:48 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

BOGOR, GOSULSEL.COM — Banjir besar yang melanda Kabupaten Luwu Utara pada pertengahan Juli lalu hingga kini masih menyisakan dampak. Warga masih ada yang bertahan di pengungsian karena tempat tinggalnya hancur akibat banjir bandang yang membawa material lumpur tebal. Ekonomi masyarakat pun belum bangkit seperti semula. Mereka masih membutuhkan bantuan.

Merespons hal tersebut, Aksi Cepat Tanggap (ACT) kali ini mengirimkan armada kemanusiaannya ke Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Ialah Humanity Food Truck yang telah diberangkatkan pada Jumat (24/7) dari Wakaf Distribution Center di Gunung Sindur, Bogor dan direncanakan tiba di Masamba pada 29 Juli 2020 mendatang.

pt-vale-indonesia

Ryan Andriana, Koordinator Humanity Food Truck-ACT, mengatakan truk berdapur yang mampu menghidangkan maksimal 1.500-2.000 ribu porsi dalam sekali masak itu berangkat via jalur laut dengan menumpang kapal dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Nantinya, perjalanan Humanity Food Truck akan dilanjutkan lewat jalur darat dari pelabuhan di Makassar, Sulawesi Selatan menuju Masamba di Luwu Utara.

“Dari Jakarta, Humanity Food Truck membawa tim driver, koki, serta dua orang tim dapur. Di Masamba, tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) yang telah bertugas di sana saat tanggap darurat sebagian juga akan bergabung dalam aksi penyediaan pangan ini. Tiap harinya akan ada ratusan porsi makanan untuk warga terdampak bencana,” jelas Ryan, Sabtu (25/7/2020).

Perlu diketahui, ACT sendiri sudah mengirim relawan untuk ikut membantu warga terdampak banjir bandang sejak awal bencana terjadi. Selain relawan, ACT juga mendirikan posko bencana serta pengiriman bantuan pokok ke warga di Luwu Utara. Lumpur yang tebal menjadi kendala tersendiri selama proses evakuasi.

Menjelang dua pekan pascabencana, warga di Masamba masih sangat membutuhkan bantuan. Yang paling mendesak ialah kebutuhan pangan serta bantuan tempat tinggal karena rumah mereka telah hancur diterjang banjir bandang dengan lumpur yang tebal.

Selain itu, pakaian hingga obat-obatan juga sangat diperlukan, karena banyak warga yang telah lama bertahan di pengungsian serta kondisi yang saat ini kurang baik akibat adanya pandemi Covid-19.(*)


BACA JUGA