Ilustrasi ekspor impor (Sumber foto: Internet)

Kuartal III, Pertumbuhan Ekonomi di Makassar Diprediksi Masih Minus

Senin, 07 September 2020 | 18:22 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Ekonomi Kota Makassar diprediksi akan mulai membaik pada kuartal tiga (III) untuk 2020. Meski demikian, pertumbuhannya masih negatif akibat Covid-19.

Disampaikan Pakar Ekonomi Unhas, Marzuki Dea, prospek pertumbuhan ekonomi memasuki fase pemulihan. Ini menyusul adanya kebijakan pelonggaran di sejumlah sektor oleh Pemkot. Seperti yang mulai terjadi di sektor perdagangan dan transportasi.

pt-vale-indonesia

Walau belum pulih secara total. Akan tetapi diyakini ekonomi di Makassar bakal tumbuh di atas angka pada kuartal III 2020.

“Prediksi ekonomi Makassar. Triwulan III hanya diangka -1,5 persen. Meski masih minus tapi sudah ada perbaikan dari periode sebelumnya yang minus 3 persen,” ujarnya, Senin (7/9/2020).

Menurut Rektor STIM Nitro ini, apabila ingin mendongkrak perekonomian Pemkot harus menyelesaikan permasalahan utama. Ialah kembali menggerakkan sektor yang terdampak besar. 

“Pemkot hanya perlu menyelesaikan 7 persoalan sub sektor yang jatuh itu. Seperti penyediaan akomodasi makanan, transportasi, pergudangan, industri pengolahan, konstruksi dan jasa keuangan. Kalau ini positif, pasti akan mendongkrak ekonomi Makassar,” kata Marzuki.

Marzuki juga menilai stimulus bantuan tunai belum mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam waktu dekat. Ini menyusul bantuan ini akan cenderung untuk disimpan. Apalagi pandemi belum pasti kapan akan berakhir.

“Jadi kebijakan ekonomi yang ditempuh oleh pemerintah sebaiknya mempertahankan. Jangan sampai jatuh lagi, karena ekonomi kemarin itu dari 6,7 persen turun jadi mines 3. Itu signifikan sekali. Saya yakin periode selanjutnya jatuh lagi,”ujarnya.

Hadir juga sebagai narasumber Kepala Sub Bidang Pangan dan Pertanian Bappeda Kota Makassar, A.E Arifianto. Pihaknya memaparkan strategi dan sinergitas yang tengah dilakukan pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi.

Diantaranya menjaga daya beli masyarakat melalui pengendalian harga khususnya bahan makanan dengan memastikan stok dan distribusinya. Selanjutnya, memastikan tersedianya sarana dan prasarana produksi bagi petani dan pasokan bahan bakar untuk nelayan.

“Sinergi antara lembaga pemerintah kita juga perkuat. Melalui TPID, kami secara rutin memeriksa pergerakan harga bahan pokok di pasaran,” kata Arifianto.

Dunia usaha tetap menjadi perhatian. Dengan memberikan insentif kemudahan dan jaminan keamanan.(*)


BACA JUGA