Calon Wali Kota Makassar nomor urut 3, Syamsu Rizal MI (Deng Ical) mendapat giliran kampanye di Kecamatan Wajo, Bontoala, Ujung Tanah, Tallo dan Pulau Sangkarrang, Selasa (29/9/2020)

Deng Ical Silaturahmi dengan Pengurus Yayasan Kelenteng Xian Ma

Selasa, 29 September 2020 | 21:37 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Calon Wali Kota Makassar nomor urut 3, Syamsu Rizal MI (Deng Ical) mendapat giliran kampanye di Kecamatan Wajo, Bontoala, Ujung Tanah, Tallo dan Pulau Sangkarrang, Selasa (29/9/2020). Di sela-sela jadwal kampanye yang sudah disusun timnya, Deng Ica masih memanfaatkan untuk kegiatan lain. Terutama yang sifatnya silaturahmi.

Dengan pengurus Yayasan Kelenteng Xian Ma misalnya. Pasangan Dokter Fadli Ananda ini memenuhi undangan silaturahmi Kelenteng yang terletak di Jalan Sulawesi Kota Makassar ini.

pt-vale-indonesia

Deng Ical datang tidak sendiri. Ia Bersama mantan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin (IAS). Pengurus Kelenteng menyambut hangat kedatangan kedua. Tampak Wakil Ketua Dewan Pembina Yayasan Kelenteng Xian Ma, Peter Gozal dan beberapa pengurus lainnya ikut menyambut di depan pintu masuk kelenteng.

Pertemuan silaturahmi ini tidak membahas politik. Deng Ical dan IAS justru banyak bicara soal pertumbuhan ekonomi Kota Makassar. “Pemerintah seringkali merasa begitu hebat karena ketergantungan seluruh warga kota pada kehadirannya. Pada kebijakannya. Sampai-sampai lupa bahwa peran swasta sangat penting dalam mensejahterakan masyarakat,” ucap Deng Ical.

Karena itu, menurut Deng Ical, saat dirinya menjadi Wakil Wali Kota Makassar, ia seringkali mengingatkan jajarannya untuk berhenti merasa telah berjasa mensejahterakan masyarakat. Sebab, ada sektor swasta dan sektor-sektor lain yang telah berkontribusi menciptakan multiflier effect sehingga tercipta kesejahteraan.

“Inilah yang mesti dipahami, sehingga hubungan pemerintah dengan swasta dan sektor-sektor lainnya harus senantiasa terjaga,” imbuhnya.

Itulah sebabnya, Deng Ical melanjutkan ke depan, ia secara tegas tidak akan membiarkan orang miskin bersaing dengan orang kaya pada titik yang sama. Harus ada affirmative action.

“Kebijakan pemerintah harus masuk untuk mengatur. Yang miskin diberi insentif untuk Pendidikan dan kesehatan. Sementara yang kaya, pengusaha, yang berkontribusi menciptakan lapangan kerja, mungkin butuh insentif pajak atau insentif lain, sehingga usahanya bisa berjalan lancar dan mampu terus berkembang untuk mempekerjakan banyak orang,” paparnya.

Piter Gozal memuji pokok-pokok pikiran Deng Ical. Menurut dia, Deng Ical sudah dikenalnya sejak lama. “Dua puluhan tahun saya kenal Deng Ical, sehingga saya tahu persis karakter dan kapasitasnya,” kunci Piter Gozal.(*)


BACA JUGA