Setoran Pajak Pemkot Makassar Hampir 100 Persen Jelang Akhir Tahun

Senin, 30 November 2020 | 11:36 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Aktivitas perekonomian yang kembali menggeliat membuat realisasi pajak dan retribusi daerah ikut membaik. Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Makassar menyebut realisasi telah mencapai 93 persen dari target Rp813 Miliar.

Dijelaskan Kepala Bapenda Kota Makassar, Irwan R Adnan, meski pandemi Covid-19 masih melanda namun tidak menghalangi masuknya retribusi pajak ke kas daerah. Bahkan, tertinggi jika dibandingkan dengan daerah lain.

pt-vale-indonesia

“Mengenai pajak itu Makassar tidak ada yang kalah capaiannya. Di atas 90 persen untuk kondisi Covid-19 ini. Sudah ada tiga kota yang saya datangi rata-rata 50 persen saja capaian pajaknya. Paling 60 persen paling banyak,” ungkapnya, Sabtu (27/11/2020).

Irwan pun optimis jika pihaknya bisa mencapai 100 persen retribusi pajak untuk tahun ini. Ia meyakini setelah melihat beberapa sektor yang telah kembali beroperasi seperti hotel dan restoran.

“Capaiannya sekarang 93 persen saya malah target 100 persen. Sebelumnya Rp1,7 triliun refocusing kurang lebih Rp 1 triliun lah. Pajak kan Rp813 miliar yang lainnya perusahaan daerah retribusi dan sebagainya,” beber Irwan.

Pemasukan pajak didominasi dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Pajak Penerangan Jalan (PPJ), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Untuk restoran kini perlahan membaik.

“Kalau hotel masih agak rendah. Apalagi kalau hiburan, itu memang masih sulit untuk saat ini. Kemudian kalau reklame itu kita lihat mulai positif,” terangnya.

Menurut Irwan, setoran pajak yang hampir 100 persen itu tak lepas dari beberapa stimulus yang dilakukan Bapenda Makassar. Misalnya, Laskar Pajar dan relaksasi pajak yang memastikan sektor usaha tetap beroperasi.

“Untuk membuat mereka (perusahaan) tidak bisa bohong melakukan pengawasan laskar pajak kita data betulki dari dulu mereka buka, disuruh bayar. Kemudian program relaksasi pajak yang kita lakukan untuk menstimulus mereka untuk me-recovery, kemudian kalau operasional mereka jalan ada harapan kita menarik pajak,” ucapnya.

Strategi dilakukan selama tiga bulan sejak awal pandemi. Kemudian, kata Irwan, hasilnya sudah kelihatan di bulan Juni hingga saat ini.

“Itu yang saya push sebenarnya memberikan mereka relaksasi untuk mereka beroperasi. Tetapi baru kelihatan bulan 6, sekitar tiga bulan itu saya push. Walaupun kerjanya harus ektra juga,” tuturnya.

Sementara itu, Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin sebelumnya mengatakan, pemulihan ekonomi harus beriringan dengan penanganan dan pencegahan Covid-19. Walau memang ada beberapa sektor usaha yang masih rawan bila dibuka.

“Kita menyadari pandemi ini harus kita atasi bersama. Kita tidak mau masyarakat kita terpapar, ekonomi kita juga terkapar. Jadi harus sama-sama jalan beriringan,” jelasnya.

Rudy pun mengaku sudah meminta instansi terkait untuk saling berkoordinasi dan berkolaborasi untuk memulihkan perekonomian di Makassar. “Tentu tetap memerhatikan kemungkinannya. Misalnya panti pijat, itu kan bahaya karena harus bersentuhan langsung,” pungkas Rudy.(*)


BACA JUGA