
Menganalisis Dampak Lelang Jabatan Pemkot Makassar Pasca Pilwalkot
MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar diminta untuk fokus untuk menangani Covid-19. Nasib masyarakat kini tergantung seberapa cepat penanganan pandemi tersebut.
Hal itu disampaikan Akademisi UIN Alauddin Makassar, Irnawati. Pemkot mesti memprioritaskan ini dan mengesampingkan rencana lelang jabatan atau promosi terbuka dalam waktu dekat.

Ia memberi pandangan terhadap implikasi yang terjadi apabila lelang jabatan ini dilakukan. Kebijakan itu dinilai bernuansa politis karena dilakukan usai Pilwalkot Makassar 2020.
Selain itu, diyakini mengganggu pelayanan karena membuat syok birokrasi. Dampak guncangan dan kekhawatiran pejabat daerah.
“Karena otomatis pejabat daerah itu akan terguncang jika muncul dipermukaan rencana mutasi. Jelas ini bisa berpengaruh terhadap optimalisasi pelayanan publik,” kata Irna yang juga Founder Aliansi Masyarakat Kawal Demokrasi (Awas), Kamis (31/12/2020).
Wanita yang akrab disapa Irna ini juga menyarankan pemkot menjalankan imbauan yang telah dikeluarkan. Terkesan mengabaikan aturan yang dibuatnya sendiri karena peningkatan kasus banyak di sumbang dari kalangan pemerintahan usai melakukan kunjungan perjalanan dinas.
“Harusnya imbau diri sendiri dulu baru ke masyarakat,” tuturnya.
Ia kemudian memandang seharusnya Pemkot mengutamakan kesehatan warga di tengah situasi saat ini. Jika dibanding program investasi pariwisata dan ekonomi yang selalu digaungkan.
“Kesehatan masyarakat jauh lebih mendesak daripada mengurus proyek Jalan Metro Tanjung Bunga. Masyarakat lebih butuh tes swab dibanding melihat Pemkot sibuk urus lelang jabatan,” tuturnya.
Sebelumnya, Pakar Epidemiologi Universitas Hasanuddin (Unhas), Ansariadi mengatakan kenaikan kasus Covid-19 terus bertambah. Salah satu penyebabnya adalah libur panjang. Ia pun meminta pemerintah kota mengantisipasi peningkatan pada awal tahun.
“Ini yang mengakibatkan angka naik terus,” ungkap Ansariadi.
Upaya tracing dan swab massal yang dilakukan pemerintah secara massif patut diapresiasi. Jumlah yang dites, dua hingga tiga kali lipat dari standar minimal tiap harinya.
Jumlah kasus Covid-19 yang terdeteksi dua pekan lalu sebanyak 1273 kasus. Sementara seminggu lalu, naik menjadi 2.022. Bila ada 100 yang diperiksa, yang positif 13 sampai 20 orang.(*)