Anjungan Pantai Losari/Int

Aksi Pungutan Liar Resahkan Pedagang Pantai Losari

Senin, 29 Maret 2021 | 23:03 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Sejumlah pedagang disekitar Anjungan Pantai Losari Kota Makassar merasa resah. Sebab, aksi pungutan liar (pungli) marak dilakukan oleh oknum mengatasnamakan UPTD.

Salah satu pedagang di Anjungan Pantai Losari, yang enggan disebutkan namanya mengatakan kejadian tersebut sudah berlangsung selama kurang lebih setahun. Oknum meminta uang dengan jumlah bervariatif. Apalagi aksinya tersebut tidak menggunakan karcis resmi.

pt-vale-indonesia

Adapun bentuk pungli berdasarkan pengakuan pedagang di Anjungan Pantai Losari, yakni grobak dipungut Rp10.000/hari. Sementara asongan ditarik Rp5.000 setiap harinya.

Sementara jumlah pedagang di pantai losari yang aktif sebanyak 155 pedagang. Mereka terdiri dari gerobak sebanyak 130 buah dan asongan berjumlah 25.

Olehnya, sejumlah pedagang dikawasan tersebut berinisiatif untuk melaporkan hal itu ke Wali Kota Makassar. Juga ke instansi terkait yakni Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Makassar.

“Setiap hari kita disuru bayar segitu, sekarang kondisi covid-19 kami semakin menjerit. Belum lagi kita bayar untuk uang kebersihan,” ujar pedagang itu, Senin (29/3/2021).

Aksi pungli di kawasan Anjungan Pantai Losari sempat direkam oleh para pelaku. Kejadiannya kurang lebih sekitar 4 pekan lalu.

Plt Kepala Dispar Kota Makassar Muhammad Rum angkat bicara. Ia mengaku mendapatkan laporan terkait adanya pungli terhadap pedagang di Anjungan Pantai Losari.

Padahal, kata Rum dikawasan tersebut tidak ada sama sekali diberikan pungutan kepada para pedagang. Sehingga penarikan pungutan dalam bentuk apapun adalah ilegal.

“Saya juga sudah liat itu video, dan saya sudah perintahkan kepada kepala UPTD untuk mencari dan mengusut tuntas persoalan itu. Kalau perlu dilaporkan,” ungkap Rum.

Menurut Rum, meskipun kejadian di video itu sudah berlangsung lama namun perlu dilakukan pengusutan. Sebab, sudah sangat meresahkan para pedagang, apalagi pungli itu sudah mengatasnamakan UPTD Losari.

“Itu harus di proses sesuai ketentuan, kalau memang UPTD tidak terlibat disitu harusnya dilaporkan, ini sudah merusak tatanan pemerintahan,” tutur Rum.

Olehnya, ia mengimbau kepada seluruh pedagang untuk terus berkoordinasi. Dan melaporkan segera jika ada peristiwa serupa terjadi lagi.

Sementara itu, Kepala UPTD Losari, Nurul Akbar Nur membantah oknum yang meminta sejumlah retribusi ke pedagang bukanlah dari pihaknya. Apalagi, kejadian itu baru pertama kali terjadi.

Akbar mengaku dalam video tersebut terjadi pada 4 pekan lalu. Pada saat itu pula, pihak UPTD langsung bertindak dan mencari oknum tersebut.

“Itu malam langsung kita tindak. Dan itu masalah sudah kita selesaikan pada saat itu juga. Dan aksi itu sudah tidak berlanjut lagi,” ujar Akbar.

Selain itu, Akbar juga mengecam oknum tersebut karena telah mengatasnamakan UPTD losari dalam menjalankan aksinya. Ia mengaku kecolongan dengan itu.

“Itu kejadian baru. Dan baru itu malam, tetapi langsung ketahuan, makanya kita bertindak pada saat itu juga. Itupun saya dapat penyampaian langsung dari pedagang,’ terangnya.

Akbar menyebut, pihaknya telah melakukan pemanggilan kepada pelaku pungli, tetapi belum memprosesnya secara hukum. Alasannya ialah karena persoalan kemanusiaan.

Akbar hanya membenarkan bahwa, di kawasan losari pungutan tetapi bagian dari swadaya para pedagang. Yang mengelola juga hanya pedagang sendiri.

“Jadi yang melakukan pungli itu adalah petugas kebersihan. Dan mereka juga adalah pedagang asongan, dia mengaku salah tagih, harusnya dia tagih itu untuk swadaya kebersihan. Jadi ini ada salah faham,” tambahnya.

Akbar juga menegaskan bahwa setiap pedagang yang mendapatkan perlakuan atau ada oknum yang mengatasnamakan UPTD meminta retribusi agar segera melaporkan. Nantinya bakal ditindaklanjuti.

“Kalau ada seperti itu, langsung laporkan ke kita, saya pasti akan tindaki secepatnya,” pungkas Akbar.(*)


BACA JUGA