Suasana pengamatan gerhana bulan total di Kantor Stasiun Geofisika Gowa

Gerhana Bulan Total Dapat Disaksikan dengan Mata Telanjang, Fase Puncak Hanya Berlangsung 10 Menit

Rabu, 26 Mei 2021 | 19:59 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

GOWA, GOSULSEL.COM — Fenomena gerhana bulan total (Super Blood Moon) ternyata dapat disaksikan dengan mata telanjang tanpa menggunakan teropong. 

Kepala Stasiun Geofisika Gowa, Rosa Amelia menuturkan hal tersebut saat melakukan pengamatan gerhana bulan total di Kantor Stasiun Geofisika Gowa, Rabu (26/5/2021). 

pt-vale-indonesia

“Benar. Masyarakat di seluruh Indonesia dapat mengamati gerhana bulan total ini dengan mata telanjang,” katanya. 

Gerhana bulan total menurut Rosa merupakan fenomena dimana matahari, bumi dan bulan berada sejajar sehingga bumi menutupi cahaya matahari yang akan sampai ke bulan.

“Ini penyebab terjadinya gerhana bulan total,” kata Rosa. 

Rosa menjelaskan, untuk wilayah Sulawesi Selatan ada beberapa fase yang diamati terkait fenomena gerhana bulan total ini. 

Fase itu kata dia yakni fase awal puncak, fase puncak, fase akhir puncak hingga berakhirnya gerhana bulan total. 

“Awal fase sebenarnya itu terjadi pada pukul 16.46 Wita. Hanya saja untuk di Sulawesi Selatan itu tidak teramati, hanya teramati di Papua dan Indonesia Timur,” katanya.

Untuk di Sulawesi Selatan, fase gerhana total (U2) mulai teramati pada pukul 19.09 Wita. Selanjutnya puncak gerhana total (puncak) terjadi pada pukul 19.18 Wita. 

“Untuk gerhana total berakhir (U3) pukul 19.28 wita. Gerhana sebagian berakhir (U4) pukul 20.52 Wita dan gerhana berakhir (P4) pukul 21.51 Wita. Jadi fase puncak itu hanya terjadi selama 10 menit,” jelas Rosa.(*)

Reporter: Endra Sahab


BACA JUGA