Bidik Milenial, Khotbah Digital Harus Ramah dan Kreatif
KONAWE KEPULAUAN, GOSULSEL.COM – Rangkaian Program Literasi Digital Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 26 Juli 2021 di Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara.
Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Pada kali ini tema yang dibahas adalah “Khotbah yang Ramah di Ruang Digital”.
Program kali ini menghadirkan 816 peserta dan empat narasumber yang terdiri dari Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Kabupaten Konawe Kepulauan, Jamhur Umirlan; Founder Gesit Lembaga & Peneliti, Andri Fikri Muh Alwan; Dosen, Muh. Hidayatullah, dan influencer dan Notaris, Ana Supriyana Abdul Hamid.
Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Vivi Zabkie selaku Manajer KIC. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.
Pemateri pertama adalah Jamhur Umirlan yang membawakan tema “Kecakapan Literasi Digital”. Menurut dia, salah satu tantangan masyarakat di era digital adalah terlalu banyak menerima informasi.
“Di sinilah peran literasi digital untuk mencari, menemukan, memilah, serta memahami informasi yang benar dan tepat supaya tidak muncul berita hoaks dan informasi negatif,” katanya.
Berikutnya, Ana Supriyana Abdul Hamid menyampaikan materi berjudul “Bijak di Kolom Komen”. Dia mengatakan, ucapan seseorang bisa cepat hilang, namun komentar yang ditulis dan disebarkan di media sosial akan abadi.
“Jika pelanggaran berkembang menjadi pelanggaran hukum, maka perangkat hukum akan berbicara terkait sanksi yang diberikan,” kata notaris ini.
Sebagai pemateri ketiga, Andi Fikri Muh Alwan membawakan tema “Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital”. Menurut dia, para pendakwah harus menyadari generasi milenial lebih tertarik dengan kehadiran meme, kutipan, film, status, video atau vlog.
“Metode penyampaian harus menyesuaikan dengan psikologi generasi milenial, namun harus memperhatikan bahasa dalam berdakwah,” jelas dia.
Adapun Muh Hidayatullah, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema “Tips dan Pentingnya Internet sehat”. Dalam membuat konten untuk media sosial, dia menyarankan untuk menentukan konsep dan memahami target audiens agar saat disebarkan mampu menjangkau khalayak sasaran.
“Buatlah konten-konten berkualitas serta menjaga etika. Kreatif dalam membuat konten, karena meniru karya orang lain akan mudah ditelusuri,” ucapnya.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Terlihat antusiasme dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
“Dakwah seperti apa yang bisa meningkatkan persatuan, kesatuan dan persaudaraan rakyat Indonesia?” tanya Ignatius Judianto, peserta kegiatan literasi digital.
Muh Hidayatullah mengatakan, pendakwah harus memperdalam ilmu dan referensi serta menyampaikan dakwah sesuai yang dipelajari, bukannya malah penuh konspirasi.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.(*)