Muh Rian, Pendaki Tewas di Bawakaraeng Akhirnya Ditemukan
GOWA, GOSULSEL.COM — Muh. Rian (20), pendaki asal Kabupaten Gowa yang tewas di Gunung Bawakaraeng akhirnya ditemukan pada Rabu (18/8/2021) sekira pukul 20.40 Wita.
“Benar lelaki Rian telah ditemukan oleh tim SAR diantara pos 6 ke pos 5 jalur Bulubalea dalam keadaan meninggal dunia. Namun saat ini jenazah belum tiba di puskesmas Tinggimoncong,” kata Kapolsek Tinggimoncong, Iptu Hasan Fadhlyh.
Muh Rian diketahui merupakan pendaki ketiga yang ditemukan tewas di Gunung Bawakaraeng. Sebelumnya dua orang pendaki telah ditemukan. Keduanya yakni Steven (21) dan Zaenal (21).
Kepala Basarnas Sulsel, Djunaidi juga membenarkan penemuan korban Muh Rian pada pukul 20.40 Wita setelah Tim SAR Gabungan melakukan penyisiran sepanjang jalur yang di laporkan oleh teman korban.
“Korban ditemukan pukul 20.40 Wita sekitar 500 meter dari Pos 5 dalam keadaan meninggal dunia”, ungkap Djunaidi.
Sebelumnya, korban atas nama Rian dikabarkan sudah ditemukan sebelumnya pada pukul 14.20 Wita. Namun setelah dikonfirmasi ke keluarga, ternyata korban yang dimaksud adalah Zaenal, teman rombongan Rian yang juga jadi korban.
Hasil penelusuran aparat mengungkapkan fakta bahwa, ternyata jenazah Rian ditinggalkan oleh teman sependakiannya di sekitar Pos 5. Berdasarkan kesaksian itu, Tim SAR kembali menggerakkan SRU untuk menyisir area yang disampaikan teman korban.
“Kami menerima informasi dari Pihak Polsek, bahwa jenazah kedua sebelumnya bukan Rian melainkan Zaenal. Dan korban atas nama Rian ditinggalkan di sekitar Pos 5 Gunung Bawakaraeng, karenanya SRU difokuskan untuk mencari di area yang diinformasikan jenazah Rian diletakkan,” jelas Djunaidi.
Proses pencarian dan evakuasi berlangsung dramatis karena kondisi sudah gelap dan cuaca di wilayah Gunung Bawakaraeng yang ekstrem.
Sebelumnya ketiga korban yang merupakan satu rombongan dinyatakan meninggal dunia dan dievakuasi oleh Tim SAR Gabungan.
Steven ditemukan di Pos 7, Zaenal antara Pos 5-6 dan Rian di sekitar Pos 5. Pendaki ini diduga tidak bisa bertahan karena mengalami hypotermia berat saat mendaki di Gunung Bawakaraeng yang cuacanya sangat ekstrem.
“Cuaca ekstrem dan ketidaksiapan pendaki menjadi faktor penyebab banyak korban meninggal dunia,” tutup Djunaidi.(*)