Percepat Vaksin Bagi Pelajar di Makassar, Danny Ingin PTM Segera Dimulai
MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto kembali membuka sinyal sekolah dibuka. Untuk itu, vaksinasi pelajar dipercepat agar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bisa dimulai.
Ia menilai vaksinasi Covid-19 adalah pondasi untuk membentuk kekebalan kelompok (herd Immunity) di sekolah. Sehingga, ia mendorong agar seluruh pelajar bisa divaksin.
“Saya terima kasih kepada BIN Sulsel karena menyasar segmen khusus yaitu pelajar. Ini akan mempercepat PTM, di samping menunggu menyentuh zona kuning,” kata Danny saat vaksinasi pelajar di SMP Negeri 24 Makassar, Selasa (31/08/2021).
Danny mengatakan bahwa pekan ini sebanyak 10 ribu pelajar bakal menjalani penyuntikan vaksin. Hal itu setara dengan 6 persen cakupan vaksinasi seluruh siswa di Makassar.
“Kami yakin jika ini terus berkesesuaian dan berkelanjutan maka anak-anak kita akan timbul herd immunity di sekolah. Di mana anak-anak kita bisa sampai 100 persen divaksin,” ujar Danny.
Walau vaksinasi tak lagi menjadi persyaratan sekolah tatap muka, Danny menilai kekebalan kelompok terhadap tubuh anak tetap menjadi diprioritaskan. “Ini adalah usaha negara untuk melindungi anak-anak sebagai generasi pelanjut,” tuturnya.
Pasalnya, PTM mengacu pada zona kuning wilayah tiap daerah. Danny memaparkan, selama tiga hari angka kasus Covid-19 berada di bawah 100.
“kita lagi usahakan di bawah 100. Jika di bawah 100 selama dua minggu maka saya yakin kita masuk kuning,” sebutnya.
“Kita lihat evaluasi nanti, target saya tanggal 6 (September 2021) itu keluar dari merah. Kita juga target lagi agar keluar dari kuning,” sambung Danny.
Persiapan lain yakni menyiapkan 200 ribu antigen untuk memastikan anak-anak tak terpapar Covid-19. Tes Swab akan dilakukan sebelum proses pembelajaran dilakukan.
“Vaksinasi kan dari dalam, kalau antigen untuk mengetes dia sehat atau tidak atau bebas Covid-19 atau tidak,” tukasnya.
Terpisah, Kepala SMPN 54 Makassar Habiba mengatakan ada 278 siswa yang bakal menjalani vaksinasi. Ia berharap dengan adanya vaksinasi sekolah tatap muka bisa dipercepat.
“Sudah lama sekali anak-anak mau sekolah tatap muka,” ucap Habiba.
Menurutnya, ada banyak persoalan selama proses belajar mengajar berlangsung secara daring. Kendala paling utama, kata dia, adalah persoalan kuota internet.
Persoalan lain adalah anak-anak dan guru menghadapi satu pengalaman baru dalam proses pembelajaran.
Hal itu, bagi Habiba, secara tak langsung mempengaruhi mutu dan kualitas proses pembelajaran.
“Kuota anak-anak kadang tidak mencukupi. Juga ada sama sekali siswa yang tidak memiliki handphone, jadi bertemu langsung dengan gurunya di sekolah dengan tetap patuh proses,” tukasnya. (*)