
RSKD Dadi Jadi Rumah Sakit Pemerintah Pertama Miliki Pencacah Limbah B3
MAKASSAR, GOSULSEL.COM -Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) di bawah kendali dr. Arman Bausat mengalami kemajuan pesat. Ada beberapa terobosan inovatif yang dihadirkan.
Rumah sakit yang berlokasi di Jalan Lanto Daeng Pasewang, Makassar ini memiliki mesin pencacah limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). RSKD Dadi sekaligus mencatatkan diri sebagai rumah sakit pertama milik Pemprov Sulsel yang memiliki pencacah limbah B3.

Mesin ini memusnahkan limbah medis. Adapun dengan fasilitas insinerator dengan suhu pembakaran di atas 800 derajat celcius.
Limbah B3 yang sudah dicacah kemudian menjadi limbah sampah biasa yang tidak lagi berbahaya. Hebatnya, karena mesin ini telah memiliki izin operasional dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) dan izin lingkungan hidup.
Direktur RSKD Dadi, dr Amran Bausat mengatakan, di era Pandemi Covid-19, jumlah serta tumpukan limbah B3 menjadi masalah yang perlu diatasi secara cermat dan akurat. Setelah melakukan kajian cermat serta terukur, RSKD Dadi kemudian mengadakan mesin pencacah limbah B3 yang hingga saat ini fungsi serta manfaatnya sangat besar dirasakan. Selain efektif, mesin pencacah limbah ini mampu menghemat anggaran pengeluaran soal pengelolaan limbah.
“RS swasta lain punya, tapi kalau RS milik Pemprov Sulsel, hanya RSKD Dadi Provinsi Sulsel yang punya pencacah limbah B3. Ini menjadi kebanggaan Pemerintah Provinsi Sulsel dan juga RSKD Dadi,” ucapnya, Selasa (28/12/2021).
Lebih jauh dr. Arman mengatakan, pada tahun 2020 hingga 2021, dirinya terus melakukan pembenahan sarana prasarana dan infrastruktur. Ia menyebutkan RSKD Dadi Provinsi Sulsel saat ini telah memiliki gedung yang sangat memadai dan sangat mendukung.
”Setelah saya dilantik menjadi direktur RSKD Dadi Provinsi Sulsel, saya terus melakukan pembenahan mulai dari sarana, prasarana, sehingga RSKD Dadi Provinsi Sulsel mulai bangkit dan melayani pasien non-ODGJ,” kata dr. Arman.
Ia mengaku langkah yang telah dirinya lakukan secara perlahan, stigma di masyarakat terkait RSKD Dadi yang fokus menangani pasien gangguan jiwa sudah mulai hilang. Buktinya pada awal pandemi Covid-19 hingga puncak pandemi Covid-19. RSKD Dadi Provinsi Sulsel merawat pasien cukup banyak.
”Sebelum saya menjabat sebagai direktur di sini, semuanya belum tertata baik Rumah Sakitnya maupun manajemennya, semua alakadarnya. Olehnya langkah pertama saya ambil adalah meminta bantuan untuk memperbaiki sarana prasarana,” sambung dr. Arman.
Bahkan menurut, dr. Arman, untuk tahun, pihaknya akan fokus untuk menggenjot pendapatan RSKD Dadi. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan melibatkan pihak ketiga, untuk upaya optimalisasi agar rumah sakit dari segi pendapatan tidak terpuruk. (*)