Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL)

Kementan Dorong Kultur Jaringan Sebagai Solusi Benih Masa Depan

Jumat, 07 Oktober 2022 | 18:23 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

JAKARTA, GOSULSEL.COM — Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong teknologi kultur jaringan untuk menghasilkan benih berkualitas masa depan agar peningkatan produksi terus dicapai. Terobosan ini sangat penting diwujudkan guna mempertahankan swasembada pangan berkelanjutan, mengingat benih adalah kunci keberhasilan produksi.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan kultur jaringan memiliki keuntungan yaitu menghasilkan kualitas benih yang seragam. Benih tersebut dikembangkan secara simultan dan bersamaan sehingga relatif homogeni kemudian benih tumbuh terkontrol dan kualitasnya terjamin.

pt-vale-indonesia

“Dengan kultur jaringan, hanya memerlukan sedikit bahan. Bisa diproduksi massal dengan waktu yang relatif singkat. Di tanaman pangan kita kembangkan ke arah itu. Intinya adalah benih dengan produktifitas tinggi, produktifitas bagus,” kata Suwandi dalam Webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani, Jumat (07/10/2022).

“Kuncinya adalah efisiensi sehingga petani bisa mendapatkan benih yang berkualitas. Kemudian dengan adanya bimtek ini, harapannya bisa untuk dikembangkan, disebarluaskan dan dipraktekkan di lapangan,” sambung Suwandi.

Senada dengan hal ini, Direktur Laboratorium Kultur In Vitro, Syarif husen mengatakan kunci utama dalam pertanian adalah benih sebab produksi pangan di Indonesia saat ini mengalami peningkatan, salah satunya karena penggunaan benih yang bermutu. Konsumsi juga meningkat, sehingga perlu inovasi teknologi untuk memenuhi kebutuhan benih yang bermutu, dimana teknologi yang digunakan saat ini untuk produki benih yaitu metode kultur meristem, kultur bioreaktor, dan kultur media padat.

“Kultur jaringan merupakan teknik budidaya tanaman yang menggunakan bahan tanam dari jaringan atau bagian tanaman, kemudian ditumbuhkan dalam lingkungan aseptik dan terkendali. Manfaatnya adalah perbanyakan tanaman secara massal dalam waktu singkat dan hasil seragam dan bebas virus atau penyakit, tidak memerlukan lahan yang luas dan menghasilkan metabolit sekunder,” katanya.

“Faktor utama untuk menunjang keberhasilan budidaya adalah tersedianya benih unggul yang bermutu dalam jumlah cukup, waktu singkat, dan harga terjangkau,” tambah Syarif.

Syelfa Salshabila Agustin, dari Laboratoris Biotechnology Universitas PGRI Semarang menjelaskan kultur jaringan adalah kegiatan membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman yang memiliki sifat seperti induknya, digunakan untuk memperbanyak tanaman, khususnya tanaman yang sukar dikembangbiakkan secara generatif. Faktor-Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Kultur Jaringan adalah genotype tanaman, fisiologi tanaman, media kultur, dan lingkungan tumbuh.

“Tahapan Kultur Jaringan yaitu pemilihan eksplan, pembuatan media, sterilisasi luar LAF, sterilisasi dalam LAF, inisiasi, multiplikasi, perakaran, dan aklimatisasi. Eksplan atau bahan tanam dapat menggunakan biji, batang, daun, dan umbi pada tanaman yang akan diperbanyak. Umur dan ukuran eksplan juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan eksplan tersebut untuk tumbuh dan beregenerasi. Yang perlu diperhatikan adalah eksplan harus sehat dan bebas dari penyakit,” jelasnya.

Bersamaan, Owner P4S V and M Biotechnology, Pranowo Singgihsandjojo, menuturkan saat ini pengembangan pertanian membutuhkan bibit dalam jumlah yang sangat banyak, dengan kualitas yang bermutu, dan dapat bersaing di pasaran. Bibit merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha di bidang pertanian.

“Bibit unggul yang dihasilkan oleh pemulia tanaman (breeder) jumlahnya terbatas, dan untuk mengembangkannya dalam jumlah banyak dan cepat secara konvensional sulit terpenuhi. Salah satu cara untuk mengantisipasi kebutuhan bibit tanaman dalam jumlah banyak adalah melalui kultur jaringan,” ujar Pranowo.(*)


BACA JUGA