Gapura Dermaga Penyeberangan Kayu Bangkoa di Jalan Pasar Ikan, Makassar. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/gosulsel.com).

Kayu Bangkoa, Dermaga yang Tak Sohor Lagi

Kamis, 01 Oktober 2015 | 17:01 Wita - Editor: Nilam Indahsari - Reporter: Andi Dahrul Mahfud - GoSulsel.com

Makassar, GoSulsel.com – Salah satu tempat yang menyediakan jasa penyeberangan jika ingin mengunjungi pulau-pulau kecil di sekitar Sulawesi Selatan adalah melalui dermaga penyeberangan Kayu Bangkoa.

Dermaga ini mulai difungsikan sejak tahun 1970. Ia cukup populer di masa itu karena menjadi tempat berlabuh penghuni pulau kecil di Laut Sulawesi. Mereka datang rata-rata untuk membeli perlengkapan dan persediaan rumah tangga beberapa waktu ke depan.

pt-vale-indonesia
Perahu-perahu nelayan yang bersandar di dermaga Kayu Bangkoa. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/gosulsel.com).

Perahu-perahu nelayan yang bersandar di dermaga Kayu Bangkoa. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/gosulsel.com).

“Dulu, Pelabuhan Bangkoa ramai sekali. Di sinimi dulu penghuni Pulau Lae-Lae, Samalona, dan Balang Caddi juga Balang Lompo sandarkan kapalnya. Karena di sini dulu pelabuhan kecil,” ujar Alimin, penduduk asli dermaga Kayu Bangkoa kepada GoSulsel.com, Selasa (29/09).

Nama Kayu Bangkoa sendiri diambil dari kegiatan warga sekitar yang banyak menemukan tumpukan kayu bangko atau bakau. Para warga memanfaatkan kayu bakau ini untuk keperluan rumah tangga.

Kini, Kayu Bangkoa ini tak seramai dulu lagi. Gedung-gedung tinggi yang berdiri di sekitar gapuranya seakan membuat dermaga ini tenggelam. Fasilitas juga begitu minim. Nama Kayu Bangkoa kebanyakan hanya memiliki jejak di kepala orang-orang Makassar tempo dulu.

Reporter: Andi Dahrul Mahfud – GoSulsel.com