Sarapan Bubur Ayam Bandung di Makassar
Halaman 1
Makassar, GoSulsel.com – Sarapan dalam kultur Makassar, biasanya hanya berupa kue-kue tradisional ditambah minuman hangat. Tapi kultur ini lantas lindap setelah berbagai macam kuliner masuk ke kota ini.
Sebut saja bubur ayam yang dijual oleh Bubur Ayam Bandung Raya. Usaha ini berdiri di Jalan Sunu (depan Al Markaz Al Islami, berseberangan dengan Coto Dewi). Dan telah lalui setengah abad mempengaruhi kultur sarapan orang-orang Makassar.
“Bubur Ayam Bandung Raya sudah ada kurang lebih 50 tahun. Pemiliknya itu memang orang Bandung. Kita biasa panggil Aa,” tutur Ajat, pelayan usaha ini.
Menurut Ajat, bubur ayam milik majikannya berbeda dengan bubur ayam yang lain.
“Kalau masalah rasa, kita memang beda dengan bubur ayam lainnya. Jadi banyak pelanggan yang datang ke sini untuk mencoba Bubur Ayam Bandung Raya,” kata Ajat kepada GoSulsel.com, Senin (19/10).
Halaman 2
Dari icip-icip GoSulsel.com, bubur ayam di warung pinggir jalan ini berbeda karena tak rasa dari kuahnya yang begitu gurih. Sekilas, mungkin Anda akan mengira kuahnya menggunakan monosodium glutamat yang sangat banyak. Tapi kalau benar-benar mendalami rasanya, Anda akan tahu bahwa itu adalah rasa gurih dari ikan teri kering yang dihaluskan.
Dan selain taburan ayam suir, kacang kedelai, bawang goreng, dan telur, ada juga sate ampela dan sate hati ayam yang bisa kita pilih.
Salah seorang pelanggan yang hampir tiap pagi merasakan Bubur Ayam Bandung Raya ini begitu mengidolakan bubur ayam ini.
“Saya hampir setiap pagi singgah di sini untuk makan bubur. Yang saya suka dari bubur ayam ini namanya bubur ayam tapi ada rasa ikan teri yang terasa saat memakan buburnya. Pokoknya enak tawwa,” kesan Siswanto, seorang pengendara bentor yang jadi langganan tetap usaha ini.
Bagi Anda yang ingin mencoba semangkuk bubur ayam dengan rasa ikan teri kering ini, datang saja ke warung ini. Mereka menggelar warung sedari pukul 7 hingga pukul 11 siang. Dan untuk harga seporsinya cukup keluarkan Rp 8 ribu dari dompet.