The Overtunes, Jatuh Dari Surga, Soundtrack Film Miracle, Ichwan Persada, Sutradara Lokal Makassar, Miracle, Ichwan Persada, Latar Film Miracle
Poster Miracle

Mengapa Film Miracle Ambil Latar Solo?

Rabu, 11 November 2015 | 21:59 Wita - Editor: Nilam Indahsari - Reporter: Nilam Indahsari - GoSulsel.com

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Film Miracle: Jatuh Dari Surga akan tayang secara serentak di semua jaringan Studio 21 dan Cinema XXI, CGV Blitz, Cinemaxx, dan Platinum Cineplex, Kamis (03/12/2015). Film yang disutradarai oleh sutradara asal Makassar, Ichwan Persada, ini mengambil latar Kota Solo, Jawa Tengah.

“Dari awal, cerita Miracle: Jatuh Dari Surga memang memilih latar kota yang relatif tak terlalu besar. Kota yang tak terlalu riuh dan hubungan sesama keluarga masih cukup dekat dengan saling mengunjungi satu sama lain kapanpun. Terlebih Solo juga masih jarang diekspos via film bioskop, tak seperti Jogja. Solo juga sepertinya sangat ideal menjadi gambaran Indonesia mini yang saya impikan, dimana umat beragama sangat toleran satu sama lain,” ungkap Ichwan kepada GoSulsel.com, Selasa (20/10/2015).

pt-vale-indonesia

Ichwan juga mengutarakan ide pembuatan film yang diperankan oleh artis cilik Naomi Ivo ini. Awalnya, menurut Ichwan, ia ingin membuat film Natal.

“Sebagai penonton film yang bisa nonton 2-3 film per minggu di bioskop, saya agak bosan melihat kok film kita didominasi agama tertentu. Walau saya muslim sejati. Insya Allah juga sholat, walau cuma 3x/hari,” kisah Ichwan, sambil bercanda.

Namun dalam perkembangannya, cita film yang awalnya ditujukan Ichwan sebagai film religi, kandas. Pasalnya, berbagai peristiwa yang mengindikasikan tindak intoleransi timbul di berbagai daerah.

Halaman 2

“Dalam perkembangannya, saya melihat film keluarga juga jarang sekali dibuat di negeri ini. Dan saya prihatin dengan kondisi negeri kita yang makin terkotak-kotak. Akhirnya memang Miracle: Jatuh Dari Surga tak jadi film religi, tapi lebih ke film keluarga dengan isu toleransi yang cukup kental. Ceritanya sudah saya buat beberapa tahun lalu, namun baru saya matangkan lagi tahun lalu,” tutur Ichwan yang juga menulis naskah sekaligus memproduseri film Cerita dari Tapal Batas.

Tentang proses riset untuk cerita dari film bernuansa toleransi beragama ini, Ichwan mengaku tak terlalu lama.

“Sesungguhnya riset secara cerita tak terlalu lama dilakukan, karena ini kisah sehari-hari yang bisa menimpa siapa saja. Kami lebih menitikberatkan ke riset lokasi karena syuting dilakukan di Solo yang belum terlalu saya dan tim pahami,” ungkap sineas lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ini.(*)


BACA JUGA