(Foto: Rumah Kecapi di Maros/Minggu, 1 Mei 2016/Muhammad Yusuf/GoSulsel.com)

Kecapi, Pengiring Lantunan Tradisi di Butta Salewangang

Minggu, 01 Mei 2016 | 17:34 Wita - Editor: Irwan Idris -

Maros, GoSulsel.com — Butta Salewangang atau tanah subur adalah julukan bagi salah satu daerah yang berada di Propinsi Sulawesi Selatan yang bernama Kabupaten Maros. Hamparan sawah dan rimbunnya pepohonan, semakin memperjelas arti dari Butta Salewangang sebagai tanah subur.

Tidak hanya tanahnya yang subur, Maros juga di kenal sebagai kerajaan kupu-kupu dan jajanan kuliner Roti Maros yang nikmat untuk mata dan tenggorokan wisatawan lokal hingga mancanegara. Kali ini, kami mencoba untuk memasuki sebuah lorong kecil, dimana para pengrajin alat musik tradisional Kecapi bermukim dan memproduksi alat musik suku Bugis-Makassar tersebut.

pt-vale-indonesia

Lorong kecil berukuran dua meter yang diapit dengan bangunan-bangunan rumah masyarakat itu, berada di lingkungan Pammelakkang Je’ne, Kelurahan Allepolea, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros. Suasananya yang masih alami dengan nuansa perkampungan yang kental disambut dengan sesekali kotekan ayam. Nyanyian unggas itu saling bersahutan terdengar ramai memecah sunyi sore yang lagi hujan.

Dirumah seni tradisional ini, selain menjumpai sejumlah alat musik, kita juga bisa melihat langsung proses pembuatannya yang sangat jarang kita temukan di daerah lain di Sulawesi Selatan. Selain hobi, para pengrajin sudah berpuluh-puluh tahun melakoni profesi sebagai pengrajin alat musik kecapi, gendang, suling, kesok-kesok dan gambusu. Hal itu ditekuni para pengrajin guna untuk melestarikan budaya yang hampir punah termakan zaman. Sebab, kebanyakan orang terutama  golongan anak muda, lebih senang dengan alat musik modern.

Dalam membuat alat musik dirumah kecapi Maros ini, para pengrajin terlebih dahulu memilih bahan dasar berupa batang pohon nangka, kayu bance, dan beberapa jenis kayu lainnya yang tentunya mumpuni untuk membuat alat musik tersebut dan mudah untuk didapatkan.


LIHAT JUGA