(FOTO: Salah satu stand produk industri rumahan di Dekranasda di Ball room Sandeq, Hotel Clarion/Sabtu, 30 Juli 2016/Muhammad Fardi/GoSulsel.com)

Produk Mampu Bersaing, Industri Rumahan di Gowa akan Dibantu

Sabtu, 30 Juli 2016 | 18:17 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

Meski demikian Asrul mengaku tetap memperlakukan hal yang sama pada seluruh masyarakat di Sulawesi Selatan. Namun dirinya tetap melihat potensi serta partisipasi masyarakat dan sinergitas dengan pemerintah Kabupaten/kota.

pt-vale-indonesia

“Semua kabupaten, kalau bantuan dari provinsi ada, kan ada datanya dari masing-masing instansi, dan prioritas bagi yang mau berkembang,” pungkasnya.

Di depan pelaku industri kreatif Kabupaten Gowa, Asrul memuji bahwa sumber daya manusia sangat sinergi dengan kekayaan sumber daya alam potensialnya.

“Itu pasti ada, karena di gowa itu SDM nya memungkinkan, jadi wajar kalau Gowa disupport untuk selalu berkembang. Kan industri rumahan di Gowa itu awalnya, sering diperhatikan oleh pemerintah,” puji Asrul.

Ke depan, pihaknya akan berusaha untuk tetap memberikan perhatian khusus kepada pelaku industri kreatif, bahkan akan berusaha untuk memberikan pelatihan pengembangan proses kemasan sehingga layak untuk dimasukkan di bisnis retail menengah ke atas. Namun Asrul mengaku tetap memberikan sepenuhnya kepada keinginan pelaku industri kreatif.

Meski demikian pelaku industri kreatif, Darmawati Halik, enggan untuk memasukkan produk mereka ke bisnis retail menengah ke atas. Menurutnya, pelaku industri kreatif sangat sulit bersaing dengan perusahaan menengah ke atas karena harus membutuhkan modal dengan jumlah besar, sementara perputaran ekonomi sedang melambat.

“Kita itu kalau kasi masuk produk di toko-toko modern, tidak langsung dibayar, tapi harus ditunggu sampai laku jadi perputaran uang sangat lama, sementara kita butuh modal,” ujar Darma.

Sekedar diketahui, produk dari pelaku indutri kreatif dijamin tidak mengandung bahan kimia langsung. Bahkan produk jenis makanan ringan dan minuman khas Sulawesi Selatan mampu bertahan hingga 60 Hari.

“Saya bisa menjamin, produk saya tidak mengandung bahan kimia langsung, dan masalah masa expired bisa sampai 60 hari,” tutup Darma.(*)

Halaman: