Menaksir Arah Hubungan Muslimin Bando dengan PAN Enrekang
Makassar, Gosulsel.com – Sikap Bupati Enrekang, Muslimin Bando meninggalkan Partai Amanat Nasional (PAN) yang menjadi pengusung utamanya di Pilkada tahun 2013 dianggap berpengaruh pada konstalasi politik PAN di Pilkada Enrekang mendatang.
Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Priyanto mengatakan, Muslimin Bando memang sudah lama berniat meninggalkan PAN. Namun dia baru resmi mengambil sikap setelah Golkar Sulsel dipimpin oleh Nurdin Halid.
“Soal pengaruh, tentu ada pilihan sikap dari konstituen PAN, tapi saya kira sepanjang pak MB (Muslimin Bando) tetap mampu membina hubungan baik dengan institusi persyarikatan Muhammadiyah yang menjadi basis kultural konstituen dan kader PAN, maka secara mayoritas pemilih PAN tidak akan seluruhnya meninggalkan MB,” kata Luhur saat dikonfirmasi Gosulsel.com, Sabtu (08/04/2017).
Menurut Luhur, bisa saja secara struktural PAN mengusung kandidat lain, sebagai bentuk hukuman atas sikap MB, tapi secara kultural, lanjut Luhur, pemilih PAN masih bisa mendukung MB.
“Meski sudah meninggalkan PAN dan memimpin Golkar, tapi loyalis MB yang bertahan di struktur PAN Enrekang juga masih ada,” ungkap Luhur.
“Sebagian kader malah menganggap bahwa MB adalah ketua PAN yang ‘dikaryakan’ untuk memimpin Golkar,” tambahnya lagi.
Ditanya soal pengaruh yang memungkinkan Muslimin bando kesulitan di Pilkada mendatang jika PAN mengarahkan dukungannya ke kandidat lain. Luhur mengatakan bahwa konstituen PAN sebagai partai Muhammadiyah sudah pasti dilema, pasalnya Muslimin Bando juga dikenal sebagai representasi Muhammadiyah di Enrekang.
“Tentu ada pengaruhnya kalau PAN mengusung kader lain, tapi tergantung juga siapa yang diusung PAN. Saya kira juga konstituen PAN akan mengalami dilema dan fragmentasi dukungan. Antara loyal pada pilihan struktural (lnstitusional PAN) atau dengan pilihan kultural (individual MB),” tandasnya.(*)