Irman Yasin Limpo
#

Seperti Apa Kriteria Pendamping None di Pilwalkot Makassar?

Minggu, 14 Mei 2017 | 21:10 Wita - Editor: Irfan Wahab - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

Makassar, GoSulsel.com – Irman Yasin Limpo digadang-gadang akan bertarung pada Pilwalkot Makassar tahun 2018 mendatang.

Hal ini menyusul setelah None, sapaan akrabnya mendaftar sebagai bakal calon Wali Kota Makassar pada penjaringan yang dilakukan oleh Partai Gerindra dan PAN Kota Makassar.

pt-vale-indonesia

Tidak hanya itu, bahkan DPC PDI Perjuangan Kota Makassar melalui sistem ‘jemput bola’ dengan mendatangi bakal calon meminang Irman yasin Limpo. PDI Perjuangan menyerahkan formulir pendaftaran bakal calon Wali Kota kepada None, Minggu (14/5/2017).

Lalu seperti apa figur pendaping yang diiginkan Irman Yasin Limpo?

None mengatakan dirinya tidak membatasi latar belakang yang kemungkinan akan mendampingi dirinya jika benar – benar maju pada hajatan politik lima tahunan mendatang. Satu syarat yang diiginkan None, yakni figur yang memiliki integritas bisa melayani masyarakat.

“Siapapun yang punya konsepsi melayani dan integritas. Tidak usahmi itu yang punya visi yang punya apa, yang ‘baraccung’ itu semua,” kata None saat ditemui usai melakukan pertemuan dengan pengurus teras PDI Perjuangan Kota Makassar di kediaman Ketua DPW NasDem Sulsel, Rusdi Masse, Jln RS Islam Faisal Makassar, Minggu (14/5/2017).

“Saya intinya adalah kongkrit dia melayani ndak ?. Terus integritasnya bisa diukur ngak ?. Integritasnya bisa diobservasi ngak?. pelayanannya bisa dirasain ngak ?. Kalau hanya bangun membangun biar anak SD yang penting ada uangnya,” tambahnya lagi.

Soal latar belakang profesi, None tidak mempermasalahkan. Dikatakannya tidak semua birokrasi bisa melayani dengan integritas yang tinggi. Dia mencontohkan PDI Perjuangan sebagai partai politik bisa melayani dengan baik dengan mendatangi langsung bakal calon Wali Kota Makassar.

“Siapapun itu. Karena birokrasi belum tentu pintar melayani. Contohnya sekarang, toh kok kenapa ada di partai bisa melayani. Ini terbalik. Harusnya di partai yang lebih powering yang kelihatannya. tapi kok di partai ada nuansa melayani lalu di birokrasi melemah,” tuturnya. (*)


BACA JUGA