#Pilgub Sulsel
PAN Bersikap Ganda di Pilgub Sulsel, Siapa yang Dirugikan?
Makassar,GoSulsel.com – Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan memberikan izin kepada kader PAN se-Sulsel untuk all out mendukung pasangan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka). Dia juga mengaku tidak akan memberikan saksi kepada kader jika tetap berada di barisan pasangan yang menggunakan taglline “Punggawa Macakka” itu.
Hal ini dikatakan oleh Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) DPP PAN, Indira Thita Chunda. Hal ini menyusul setelah sejumlah kader PAN menghadap ke Ketua MPR RI itu.
Restu Bang Zul, sapaan karib Zulkifli Hasan bukan tanpa alasan, sebelumnya DPP PAN memang memberikan rekomendasi ke IYL-Cakka. Belakangan juga memberikan rekomendasi kepasangan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (NA-ASS) lantaran diduga adanya tekanan penguasa.
Menanggapi hal tersebut, pakar politik dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Andi Luhur Priyanto mengatakan, soal perbedaan pilihan dan dinamika internal terkait kandidasi, PAN sudah berpengalaman pada opsi yang keputusan-keputusan yang berbeda.
“Pilgub 2013 lalu, beberapa elit strategis PAN juga tidak bulat mendukung pasangan Sayang (Syahrul Yasin Limpo – Agus Arifin Nu’mang) jilid 2. Bisa jadi peniadaan sanksi, bagian dari kompromi internal partai. Terlebih jika keputusan DPP itu memang bertentangan dengan aspirasi arus bawah,” kata Luhur, pada Senin (30/10/2017).
Soal peluang siapa yang pada akhirnya mengendarai tiket PAN hajatan politik lima tahunan itu, menurut Luhur keduanya masih memiliki peluang sama. Akan tetapi, sepanjang pemilihan langsung, PAN memang dikenal memiliki hubungan emosional dengan keluarga besar Yasin Limpo (YL).
“Soal peluang, selama belum ada rekomendasi resmi untuk mendaftar di KPU, maka NA ataupun IYL masih bisa menjaga asa untuk dukungan itu. Apalagi statement dari Ketum DPP, secara tersirat sepertinya masih membuka peluang serta menunggu persyaratan tertentu untuk keluarnya surat rekomendasi yang fixed,” tuturnya.
Hanya memang, dia tidak menampik, posisi IYL ke depan sedikit kritis. Alalsannya, mengingat situasi serupa juga hampir terjadi pada perburuan sisa partai-partai pengusung lainnya.
Dikonfirmasi terpisah, pengamat politik dari UIN Alauddin, Firdaus Muhammad menilai, sikap politik yang berbeda diinternal PAN merugikan internal partai berlambang matahari terbit itu sendiri.
“Tapi juga tidak untungkan NA atau IYL karena mesin partai tidak jalan,” ucapnya.
Hanya memang, kata dia, saat ini elektoral PAN diuji dalam menentukan sikap. Adanya rekomendasi ganda, sehingga apa pun hasilnya PAN tetap dinilai tidak konsisten.(*)