Ichsan Yasin Limpo (IYL), Ketua Umum (Ketum) PAN Zulkifli Hasan dan Sekjen DPP PAN, Eddy Suparno salam Punggawa.
#

Tak Konsisten Pada Komitmen, Bukti PAN Bermuka Dua?

Kamis, 09 November 2017 | 18:09 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

MAKASSAR, Gosulsel.com – Komitmen Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan kini sedang diuji. Betapa tidak, antusiasmenya sejak awal “pasang badan” mendukung Ichsan Yasin Limpo (IYL) di Pilgub Sulsel, kini dikabarkan “masuk angin”, pasca-mengeluarkan rekomendasi ganda ke Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (NA-ASS).

Padahal, Zulkifli yang kini menjabat ketua MPR RI, bahkan sempat mengintruksikan pengurus dan kadernya untuk menyosialisasikan IYL. Bahkan, sebagai bentuk keberpihakan partainya ke mantan Bupati Gowa itu, PAN memilih tidak membuka pendaftaran lagi.

pt-vale-indonesia

Hanya saja, setelah adik Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Andi Sudirman Sulaiman ditawarkan sebagai pendamping NA, sikap Zulkifli langsung berubah. Tidak biasanya, Zulkifli mudah terpengaruh. Tapi untuk Sulsel, mantan Menteri Kehutanan ini seolah tertekan jika tak mengusung NA-ASS.

Pertanyaan pun muncul sampai saat ini di publik, ada apa gerangan dengan Ketum DPP PAN? Nenarkah ada yang mengintervensinya sehingga ketakutan? Atau tawaran iming-imingan logistik dengan jumlah yang besar?

Pengamat politik dari UIN Alauddin Makassar, Syarifuddin Jurdi menuturkan, jika melihat kedekatan PAN dengan keluarga Yasin Limpo, maka partai ini seharusnya bersama IYL di pilgub.

Alasannya, hubungan yang terbangun itu sudah berlangsung cukup lama. Terbukti sejak awal, DPP PAN memberi pengecualian khusus kepada IYL untuk mengendarai partai ini di pilgub Sulsel.

“Secara sosiologi dan politis, PAN sebenarnya telah membangun simbiosis mutualisme dengan klan Yasin Limpo, putri pak SYL adalah pengurus PAN dan anggota DPR RI  dari PAN. Dukungan suara PAN juga dalam tiga pemilu terakhir relatif stabil di Sulsel,” tuturnya.

Sehingga, kata Syarifuddin, melihat histori perjalanan PAN di Sulsel, sangat wajar memang untuk kembali bersama klan YL di Pilgub mendatang. Peluang IYL-Cakka tentunya sangat besar ketimbang kandidat lain yang terus mencoba untuk melakukan penjegalan ke pasangan Punggawa Macakka ini.

“Dua kali pilgub yang lalu PAN mendukung SYL, sebelum ini PAN via Ketua umumnya pernah menyatakan dukungannya kepada IYL. Dan PAN seharusnya memberi  dukungannya,” jelasnya

Rekomendasi PAN yang juga ada pada kandidat Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (NA-ASS) justru kurang berdampak pada keberlangsungan PAN di Sulsel. Apalagi pasca beberapa partai lain yang lebih dulu menjagokan pasangan tersebut.

“Dukungan PAN  kepada NA -ASS tidak memiliki magnet yang kuat bagi masa depan PAN, karena PDIP mendahului Gerindra, PKS dan PAN,” paparnya.

Belum lagi jika melihat soliditas pengurus dan kader yang mendukung IYL-Cakka selama ini. Sehingga bila DPP mengabaikan itu, maka sama halnya menampar dan mempermalukan kadernya sendiri.

Kader PAN, Muhammad Nuh mengurai, dirinya bimbang dengan keputusan yang ditunjukkan Ketua Umum DPP. Sebab Zulkifli sendiri yang menyatakan dukungan ke IYL, lalu tiba-tiba menerbitkan rekomendasi ganda ke kandidat lain.

“Kalau alasan survei, IYL justru tertinggi. Begitu juga, sudah ada tambahan parpol. Jadi sulit diterima jika DPP mengalihkan dukungan. Kecuali kalau ada yang menekan atau mengintervensinya,” papar Nuh.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPW PAN Sulsel Irfan AB, blak-blakan kenapa partainya ragu bersama NA-ASS. Salah satu alasannya, komitmen kandidat tersebut patut dipertanyakan. Sebab partainya sudah punya pengalaman di Bantaeng.

Saat itu sebelum mengusung NA sebagai kandidat bupati, perolehan kursi PAN berada di posisi dua besar. Namun setelah mengusung dan mengantarkan NA menjadi bupati, perolehan suara PAN justru sangat anjlok.(*)


BACA JUGA