#

Pengamat: Pengalaman Tanding, DIAmi Sulit Diimbangi

Minggu, 21 Januari 2018 | 12:44 Wita - Editor: Irwan AR - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

Makassar, GoSulsel.com – Penantang petahana Moh Ramdhan Pomanto-Indira Mulyasari Paramastuti (Danny-Indira) di Pilwali Makassar tahun ini, dinilai sulit mengimbangi geostrategi dari pasangan Paslon dengan akronim “DIAmi” ini .

Hal ini lantaran Danny, sapaan Moh Ramdan Pomanto sudah memiliki pengalaman tata kelola birokrasi dan pengalaman tanding dalam event politik Pilwali Makassar. Sementara Appi adalah pendatang baru dalam gelanggang panggung kontestasi politik.

pt-vale-indonesia

Keberhasilan tata keleloah birokrasi Danny sejak memimpin Makassar tahun 2013 silam adalah bukti nyata yang akan menjadi ‘marketing politiknya’. Begitu pula pengalaman tanding menjadi rujukan strategi dan pemenataan basis pemilih di Makassar.

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) Makassar, Arqam Azikin dalam analisisnya menilai, sejauh ini pasangan DIAmi jauh lebih unggul dibandingkan Appi-Cicu. Menurutny trend strategi yang dimiliki pasangan DIAmi jauh lebih baik dibandingkan strategi yang dilakukan Appi-Cicu.

Atas dasar itu, sehingga akademisi Fisipol Unismuh ini mengaku pesimis Appi-Cicu bisa mengimbangi geostrategi yang dimainkan oleh DIAmi.

“Saya tidak percaya pak Appi bisa menang. Hari ini kan pak Appi punya 10 partai pengusung, sedangkan pak Danny cuman satu partai (parlemen). Kalakulasi saya kalau hanya mengandalkan partai tidak akan menang,” kata Arqam kepada wartawan, Sabtu (20/1/2018).

Arqam menjelaskan, koalisi besar tidak menjadi jaminan untuk memenangkan kontestasi politik. Hal ini sudah terbukti di beberapa Pilkada. Terbaru, di Takalar, koalisi gemuk yang dibangun Burhanuddin Baharuddin-Natsir Ibharim ditumbangkan oleh koalisi ramping PKS dan NasDem yang mengusung Syamsari Kitta-Achmad Deng Se’re.

Dia menjelaskan, paramater utama dalam menggaet simpati pemilih adalah figur yang didorong. Ia menilai, kekuatan figur, daya tarik politik, komunikasi, program dan ketokohan Danny jauh lebih baik dari Appi-Cicu. Alasannya lantaran sudah terbukti.

“Menang di pilkada itu tidak cukup hanya mengandalkan partai, tapi orang bisa menang kalau punya kekuatan figur, punya daya tarik politik, komunikasi, agenda, program, ketokohan, serta kemampuan meyakinkan Publik,” jelas pendiri Sekolah Kebangsaan ini.

Masih lanjut Arqam, Appi-Cicu sangat mestinya membutuhkan beberapa poin itu untuk mengimbangi DIAmi, karena dinilainya Appi merupakan sosok yang baru dalam ranah politik di Makassar. Sementara Danny punya pengalaman tanding.

“Untuk melawannya tidak mungkin menggunakan parpol, salah metode itu. Saran saya ini pertarungan strategi bukan opini atau elite politik,” pungkasnya.

Kendati demikian, dia mengatakan, dengan kekuatan yang dimiliki DIAmi saat ini tidak boleh membuat tim untuk berjumawah. Dia mengatakan, kekuatan itu perlu diimbangi kerja tim dan gerakan pemenangan yang efektif.(*)


BACA JUGA