Baru 6 Bulan Dibangun, Jalan Beton Poros Moncongloe di Maros Rusak
Maros, GoSulsel.com – Jalan beton di jalan poros Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros tak bertahan lama. Terhitung 6 bulan yang lalu dikerjakan pembangunan jalannya, saat ini telah mengalami banyak kerusakan.
Berdasarkan pantauan GoSulsel.com, kerusakan tersebut cukup parah di sejumlah titik dan membahayakan pengendara.
Bahkan kondisi jalan poros penghubung Kota Makassar tepatnya di Dusun Ballapati, Desa Moncongloe Lappara ini tidak hanya berlubang akan tetapi juga mengalami retak.
Salah seorang anggota BPD Desa Moncongloe Lappara, Saharuddin Nonci menilai, kerusakan parah yang terjadi pada jalan beton di sepanjang jalan Poros Moncongloe diakibatkan dari kualitas beton itu sendiri, apalagi hal ini baru berjalan 6 bulan dan sudah menunjukkan kerusakan yang begitu parah.
“Pemerintah harus lebih memperhatikan pengawasan dari kontraktor mengenai kualitas dari beton yang dipakai sebagai akses jalan, karena di kawatirkan kondisi ini akan terus terjadi apalagi umur beton belum apa-apa sudah mengalami keruskan parah. Kami hanya berharap ada tindak lanjut mengenai hal ini,”. Katanya.
Senada diungkapkan Hasanuddin selaku Ketua Forum Pengembangan Kreatifitas Pemuda Moncongloe (FPKPM) Kecamatan Moncongloe, yang menilai kerusakan parah pada betonisasi jalan tersebut diakibatkan dengan kualitas beton yang kurang baik, dan diperparah dengan banyaknya kendaraan tambang yang melintas hingga larut malam.
“Kondisi jalan bisa rusak separah itu dikarenakan kualitas beton yang kurang bagus dan diperparah dengan banyaknya kendaraan tambang yang melintas sampai tengah malam,” bebernya.
Hasanuddin mengakui, sebelumnya pihaknya sempat mengusulkan adanya regulasi yang mengatur batasan operasi mobil para penambang, agar tidak menimbulkan kerusakan yang begitu parah. Namun hal tersebut tidak ditanggapi oleh pemerintah setempat.
“Karna kasian juga kalau pemerintah setengah mati memperbaiki, tapi ada beberapa oknum hanya bisa menikmati dan merusak tanpa bisa bertanggung jawab. Beberapa upaya juga di lakukan oleh teman-teman, mulai demo hingga dialog terkait aturan desa yang harus memperjelas masalah kendaraan tambang tapi terkesan belum ada tindakan,”. Keluhnya.
Sementara itu, salah seorang warga Daeng Tanjeng juga menilai, pihaknya tentu tidak merasa heran jika jalan beton yang baru berumur 6 bulan ini menampakkan kerusakan yang begitu parah. Selain pada kwalitas beton yang kurang mumpuni, hal ini diperparah dengan tidak adanya regulasi yang mengatur mobil tambang melintas hingga larut malam.
“Kami hanya ingin agar ada upaya dari pemerintah untuk memperbaiki yang rusak, kasian selalu macet gara-gara lubang yang cukup dalam, apalagi poros jalan ini digunakan sebagai akses menuju Gowa dan Makassar,” tutupnya. (*)