Unhas Siapkan Beasiswa bagi Mahasiswa Palestina

Selasa, 22 Mei 2018 | 03:01 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: A Nita Purnama - GoSulsel.com

MAKASSAR, Gosulsel.com – Delegasi Unhas yang dipimpin oleh Rektor Dwia Aries Tina Pulubuhu mengunjungi Amman, Jordan pada tanggal 18-22 Mei 2018. Kunjungan tersebut dalam rangka menjalin hubungan kerjasama antara Unhas dan beberapa universitas negeri yang ada di Jordan dan membantu pengungsi (refugees) Palestina di Jordan.

Rektor didampingi oleh anggota MWA Prof. Idrus Paturusi, Prof. Ansar Suyuti, Wakil Rektor Prof. Syamsul Bachri, Sekertaris Universitas Prof. Nasaruddin Salam, serta beberapa dekan dan mantan dekan. Turut juga mendampingi Dr. Zainulbahar Noor mantan dubes Indonesia untuk Jordania yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Baznas dan  telah sangat aktif memfasilitasi pertemuan Unhas dengan para tokoh ternama di Jordan.

pt-vale-indonesia

Delegasi Unhas diterima oleh HRH Prince El-Hassan bin Talal di Royal Scientific Society Building pada tanggal 20 Mei 2018. Prince Hassan yang pernah diberi gelar DR HC oleh Unhas pada tahun 2012 menyampaikan banyak hal tentang politik sosial dan ekonomi dunia Islam, serta pendidikan, penelitian dan pengembangan teknologi. Prince Hasan juga menyampaikan tentang hubungan negara Arab yang seharusnya terbangun dengan Indonesia lewat Islami cultural intimacy dalam rangka secara bersama-sama memecahkan masalah-masalah Palestina.

Pada kesempatan itu Dwia menyampaikan niat Unhas memberikan beasiswa bagi mahasiswa Palestina yang akan studi di Unhas. Menurut Dwia, Unhas bertujuan secara aktif untuk menyelesaikan masalah dunia. Unhas akan mengirim dokter untuk menangani masalah kesehatan di wilayah pengungsian Palestina.

Bahkan Prince Hassan bin Talal meminta khusus dari Unhas para dokter gigi spesialis bedah mulut dan gigi untuk menangani kerusakan mulut dan gigi warga pengungsi Palestina akibat kekerasan yang dialami. Dwia menyanggupi akan mengirim para dokter dan dokter gigi ke wilayah perbatasan Jordan dan Jerusalem tempat para refugees.

Prince Hasan secara terbuka menyampaikan berjanji akan memenuhi undangan Dwia untuk hadir di acara Dies Natalis Unhas ke 62 pada bulan  September mendatang. Prince Hassan yang saat pertemuan didampingi oleh beberapa Rektor perguruan tinggi ternama di Jordan dan Kepala Badan Akreditas Nasional Jordan berjanji akan membawa rombongan tokoh pendidikan saat ke Unhas nantinya.

Dwia dan rombongan juga telah bertemu dengan walikota Arab Jerusalem Zaki A. Ghul dan Omar Armuti, penulis ternama dan pemilik penerbitan besar di Jordan. Bahkan Armuti mengundang beberapa tokoh ternama antara lain anggota parlemen Jordan, mantan menteri, dan mantan dubes Jordan untuk Indonesia bertemu dengan Dwia san  Delegasi Unhas.

“Pertemuan membahas masalah-masalah yang terkait dengan kerjasama pendidikan antara negara-negara Islam, terutama untuk mengatasi masalah Palestina, Khasmir dan Pakistan,” ujar Ishaq Rahman selaku Kepala Unit Humas dan Protokoler Universitas Hasanuddin.

Kunjungan Unhas ke Amman, Jordan sangat produktif, karena juga dilakukan penanda tanganan kesepahaman dengan beberapa universitas besar yakni Jordan University Science and Technology, Princes Sumaya University, dan The Hasemite University. Univertas mitra di Jordan memberi kesempatan beasiswa bagi mahasiswa Unhas untuk studi lanjutan di Jordan. Juga Kesempatan bagi dosen Unhas untuk sabbatical leave bagi yang akan mengajar di Jordan sangat terbuka luas, dengan tunjangan yang cukup besar disiapkan oleh pihak mitra.

“Bidang-bidang yang diprioritaskan adalah medical doctor, economics and business, teknik keairan, arid land management, dan lingkungan,” terang Ishaq.

Dalam lawatan Unhas ke Jordan bertujuan meningkatkan kerjasama antara pendidikan tinggi di Indonesia dengan negara-negara Islam. Dwia sebagai ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) mengatakan melalui FRI dirinya akan memfasilitasi kerjasama antar Perguruan Tinggi untuk saling memperkuat kualitas sumber daya manusia di negara-negara Islam sekaligus bersama menyelesaikan masalah-masalah dunia seperti pengungsi Palestina, Suriah, dan Pakistan.

“Serta menyelesaikan persoalan besar lainnya seperti water resource, climate change, dan kesehatan  dalam perspektif yang Islami,” tutup Dwia.(*)


BACA JUGA