Puluhan relawan Disabiltas di Kabupaten Gowa yang Tergabung dalam Yayasan Swadaya Mitra Bangsa (Yasmib) Sulawesi Menggelar Diskusi dan Konsolidasi di Coffee 36, Jl. Masjid Raya, Sungguminasa, Gowa

Gelar Diskusi, Relawan Disabilitas Gowa Dorong Pemerintah Sahkan Perda Disabilitas

Kamis, 26 Juli 2018 | 13:10 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Ryan Saputra - Gosulsel.com

Gowa, Gosulsel.com — Puluhan relawan Disabilitas di Kabupaten Gowa yang tergabung dalam Yayasan Swadaya Mitra Bangsa (Yasmib) Sulawesi mendorong pemerintah daerah Kabupaten Gowa segera mengesahkan Peraturan Daerah (Perda) Disabiltas.

Puluhan relawan yang menggelar diskusi dan konsolidasi di Coffee 36, Jl. Masjid Raya, Sungguminasa, Gowa, Rabu (25/7), sebagai usaha untuk mendorong pemerintah mengesahkan Perda Disabilitas.

pt-vale-indonesia

Target yang ingin segera dicapai relawan dalam waktu dekat adalah pengesahan Perda Disabilitas di Kabupaten Gowa.

“Sejak tahun 2016 sudah diinisiasi, tapi sampai sekarang belum selesai,” kata Direktur Program Yasmib Sulawesi, Masita Syam.

Masita berharap relawan dan organisasi yang peduli terhadap nasib disabilitas bisa berjejaring. Kesempatan bagi disabilitas terlibat dalam kegiatan pemerintahan di Gowa sudah dibuka lebar oleh pemerintah, sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan.

Menurut Masita, pada tahun 2011, dilaporkan jumlah penyandang disabilitas di Gowa sebanyak 6 ribu orang. Belum ada lagi data terbaru, sehingga perlu ada upaya mendata ulang jumlah disabilitas dan mengelompokkan ragam disabilitasnya.

“Kita belum punya data pasti disabilitas dan bagaimana bentuk sebarannya di Sulsel,” ujar Masita.

Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Sulsel, Bambang Permadi mengatakan bahwa organisasi dan manajemen kepemimpinan penting dipahami disabilitas dan relawan.

“Agar bisa mengubah ide-ide menjadi tindakan yang nyata di masyarakat,” katanya.

Perlu pelatihan pengembangan organisasi dan pembangunan kapasitas anggota. Mencegah potensi konflik yang mengancam keberlangsungan organisasi.

“Soliditas, transparansi, dan komunikasi paling penting,” ujarnya.

Untuk Perda Disabilitas di Gowa, relawan harus proaktif. Menanyakan terus perkembangannya, karena Gowa sudah jauh pembahasan Ranperdanya. “Tinggal disahkan. Kalau diam bisa ditinggalkan,” katanya lagi.

Sementara itu, Pendiri Yasmib Sulawesi, Azis Paturuni menjelaskan, bahwa motivasi disabilitas dan relawan mendorong Perda Disabilitas segera disahkan, agar pembangunan Gowa lebih inklusif. Semua program pemerintah akan memperhatikan hak-hak disabilitas.

“Disabilitas diberikan hak dan perlindungan oleh pemerintah,” jelasnya.

Diskusi yang digelar Yasmib Sulawesi ini turut dihadiri sejumlah organisasi jaringan disabilitas di Gowa seperti PPDI, Aliansi Disabilitas Gowa, Permata, Gerkatin, Koalisi Perempuan Indonesia, Ikatan Tunanetra Islam Gowa dan Pemuda Muhammadiyah.(*)


BACA JUGA