Soal Pelemahan Rupiah, NA Bandingkan Kondisi Sulsel saat Krismon 1998
Makassar, Gosulsel.com — Pelemahan kurs rupiah terhadap dolar menjadi perhatian pemerintah. Termasuk Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah yang baru sehari menjabat.
Untuk mengantisipasi hal ini, dirinya mengakui mempelajari krisis moneter yang terjadi di tahun 1998. Di mana saat ini nilai kurs juga mengalami pelemahan yang sangat tinggi.
“Kita harus belajar pengalaman 1998. Saat itu, di Sulsel orang justru masih bisa membeli mobil. Ini harus kita kembalikan seperti itu,” katanya saat ditemui di rujab Gubernur, Kamis (6/9/2018).
NA menyebutkan produksi pertanian dan perkebunan Sulsel seperti coklat, cengkeh, dan kopi sangat baik. Jika ini dikembangkan dan diekspor justru akan memberikan keuntungan di saat kurs rupiah melemah.
“Sulsel ini daerah pertanian makanya yang harus dibangun industri pertanian. Bukan justru industri otomotif seperti pabrik motor yang bahannya masih impor,” jelasnya.
Karena itu, salah satu kebijakan dan program yang akan dilakukannya adalah peningkatan sektor pertanian, kelautan dan perikanan. Khusus perikanan, akan dilakukan upaya budidaya yang lebih baik.
Mantan bupati Bantaeng ini bahkan akan segera melakukan kerjasama dengan pemerintah Jepang untuk pengembangan budidaya perikanan. Rencanya Januari akan dilakukan MoU dengan perusahaan Jepang.
Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman menambahkan untuk antisipasi kenaikan kurs rupiah, pihaknya masih menunggu kebijakan dan arahan pemerintah pusat.
“Karena kita masih baru, kita tunggu dulu kebijakan dari pusat, seperti apa arahannya. Karena kita ini perpanjangan dari pemerintah pusat di daerah,” tambahnya.(*)