Membincang Manuskrip Puisi Suaib S Syamsul, Malam Sureq Makassar Duduk Melingkar

Jumat, 14 September 2018 | 02:57 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Junaid - Gosulsel.com

Makassar, Gosulsel.com – Duduk melingkar, beberapa orang menyimak Hardiansyah Abdi Gunawan yang memantik diskusi Manuskrip 26 Puisi milik Syuaib S Syamsul di Kafe Baca, Jalan Adhyaksa, Kamis, (13/9/2018).

Selain Hardiansyah Abdi Gunawan, diskusi yang digelar Malam Sureq Makassar di Kafe Baca tersebut pun juga dipantik oleh Arif Hukmi. Sebagai seorang pewarta, Hardiansyah Abdi Gunawan mulai memantik diskusi tersebut dengan menyamakan antara pewarta dan penyair.

pt-vale-indonesia

“Ini tentu tidak jauh dengan apa yang saya lakukan sehari-hari, makanya, saya berangkat dari pengalaman tersebut membaca puisi-puisi Suaib S Syamsul,” ujarnya.

Dijelaskannya lagi bahwa kecenderungan Suaib pada puisi-puisinya, tidak terlepas dari apa yang Suaib lakukan dan juga alami, lalu dipindahkan dalam puisi.

Sementara, Arif Hukmi menyebutkan bahwa ketika dirinya membaca puisi-puisi Suaib, dirinya menemukan gaya penyair Joko Pinurbo pada puisi-puisi tersebut.

“Tentu itu tidak terlepas dari apa yang dibaca oleh Suaib. Namun, bayang-bayang Joko Pinurbo itu ada,” jelas Arif Hukmi, yang juga seorang penulis puisi tersebut.

Walau menyebutkan bahwa Suaib memiliki kecenderungan pada tokoh yang dibacanya, tapi Arif Hukmi menyebutkan bahwa pengalaman Suaib yang berasal dari Sulawesi Barat akan melahirkan sosok yang baru.

“Itu adalah jalan menemukan kedirian Suaib. Tapi, tidak jauh berbeda tadi, bahwa puisi-puisi Suaib adalah realitas yang ada,” sambungnya.

Suaib S Syamsul sendiri, yang juga hadir pada diskusi Manuskrip 26 Puisi tersebut menceritakan persentuhannya dengan puisi-puisinya. Puisi yang ditulisnya tersebut, merupakan hasil pengamatan dan pengalaman pribadinya selama ini.

Menurutnya, untuk ke depannya, manuskrip tersebut akan di cetak menjadi buku puisi yang utuh. “Saya rencana terbitkan, tapi saya simpan dulu. Masih banyak yang perlu diperbaiki,” ujarnya.

Diskusi yang berlangsung cair tersebut pun, sesekali diselingi oleh pembacaan puisi-puisi Suaib S Syamsul oleh peserta.(*)


BACA JUGA