Setelah itu, ia kemudian menuju Skuadron Udara 5, dan dijemput oleh Dan Skuadron Udara 5 Letkol Pnb Hilman Lamhot Parasian Ambarita. Dalam kunjungannya,  Marsekal Muda TNI Henri Alfiandi mengecek pesawat pesawat Boing 737 dan pesawat CN-235, yang sedang terparkir di dalam hanggar Skadron Udara 5, “Saya minta kepada Para Perwira Penerbang untuk senantiasa memperhatikan masalah Keselamatan Terbang dan Kerja,” harapnya.

Objek terakhir yang ditinjau oleh Pangkoopsau II adalah Skuadron Udara 11, ditempat tersebut Pangkoopsau II menerima  penjelasan yang disampaikan oleh Dan Skuadron Udara 11 Letkol Pnb Anton Palaguna. Dalam paparannya Anton Palaguna menyampaikan tentang Program Peningkatan Kemampuan Yang akan Dilakukan di Skuadron Udara 11.

“Meningkatkan Kemampuan Group dan BVR Combat, Meningkatkan kemampuan operasi dalam 3 fase waktu yaitu 0700-15.00, 15.00-23.00 dan 23.00-07.00, meningkatkan kemampuan air to ground berbagai mode dengan accuracy oriented, dan yang terakhir meningkatkan kemampuan guided weapon employment,” jelas Anton Palaguna.

Usai menerima penjelasan dari Dan Skuadron Udara, Marsekal Muda TNI Henri Alfiandi kemudian memberikan beberapa arahan kepada Dan Skuadron Udara 11 dan Para Perwira Penerbang.  Dari segi intelejen ia meminta agar ketika latihan bersama dengan negara lain agar semua pesawat yang digunakan hanya menggunakan satu frekwensi Radar saja agar  tidak mudah dibaca oleh negara lain, kemudia Pesawat yang memiliki radar “S” agar penggunaannya seperlunya sesuai kebutuhan.

“Disamping untuk mengurangi deteksi kehadiran kita juga dapat menghemat pemakaian Radar hingga dapat lama di operasikan,” kata Marsekal Muda TNI Henri Alfiandi.

Ia juga menambahkan Alagar para Perwira Penerbang Skuadron Udara 11 senantiasa melakukan inovasi untuk merencanakan sebuah misi penerbangan untuk meningkatkan skill dan tantangan ancaman saat yang mungkin dihadapi sehingga ketika dihadapkan pada kondisi perang yang sebenarnya sudah siap melaksanakan tugas.(*)

---