DBD
#

Cegah DBD Sejak Dini, Dinkes Bantaeng Bentuk Kader Jumantik Rumah Tangga

Jumat, 15 Februari 2019 | 21:48 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Kontributor: Asmaun - Gosulsel.com

BANTAENG, GOSULSEL.COM – Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng mengoptimalkan pembentukan kader juru pemantau jentik (Jumantik) di setiap rumah tangga. Upaya ini dilakukan guna mengantisipasi berkembangnya penyakit akibat gigitan nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) selama musim pancaroba. 

Kepala Bidang Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantaeng dr. Armansyah, menyampaikan program  satu rumah satu jumantik terus dioptimalkan dan menyasar sejumlah wilayah.

pt-vale-indonesia

“Kami mengupayakan satu rumah satu jumantik. Intinya melalui program ini di setiap rumah ada jumantiknya dan lebih diutamakan adalah pemilik rumah. Mereka mempunyai tugas memantau, memeriksa, memberantas jentik, dan melakukan pembersihan sarang nyamuk (PSN) di masing-masing rumah,” kata Armansyah, Jumat (15/2/2019).   

Ditegaskan, keberadaan kader jumantik diharapkan dapat meningkatkan peran serta keluarga dalam pemberantasan jentik dan sarang nyamuk melalui kegiatan 3M Plus. Sehingga outputnya dapat mencegah penyakit demam berdarah yang disebabkan nyamuk aedes aegypti.

“Dengan adanya kader jumantik rumah tangga ini dapat mengurangi resiko peningkatan kasus demam berdarah. Dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memelihara kebersihan lingkungan membasmi sarang nyamuk,” jelasnya.

Kader jumantik ini, imbuhnya, umumnya cenderung mengarah kepada sosok perempuan, ibu rumah tangga yang punya kebiasaan bersih-bersih rumah.

Dia juga mengingatkan, khusus wilayah dalam Kota Bantaeng, ada beberapa kampung yang merupakan daerah endemis DBD. Pasalnya boleh dikata setiap tahun terjadi kasus DBD sehingga selalu menjadi perhatian Dinkes. Kampung yang kerap terjadi kasus korban gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut yakni, Borong Kalulu, Kayangan dan Kampung Garegea.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Bantaeng, dr. Andi Ihsan menjelaskan, Dinkes menugaskan puskesmas untuk ikut mengawal program ini, sehingga pemantauan jentik di rumah tangga berjalan dengan optimal sehingga diharapkan tidak akan ada peningkatan kasus DBD selama musim pancaroba dan hujan tahun ini.

“Dari Dinkes tentunya tetap ada pendampingan kepada kader jumantik. Dinkes bersama Puskesmas, Promkes juga akan melakukan pemantauan. Karena program kegiatan ini akan dilaporkan secara rutin setiap bulan,” terangnya.

Pelaporan ini, ujar dia, akan dilakukan oleh kader jumantik kepada koordinator jumantik, puskesmas dan ke kabupaten. Ini juga salah satu bentuk pendampingan. Hasilnya akan dievaluasi dan akan di refreshing kembali.(*)


BACA JUGA