Kepala Disdag Makassar, Nielma Palamba

Pemkot Makassar Terus Kembangkan Pengrajin Enceng Gondok

Selasa, 19 Februari 2019 | 16:11 Wita - Editor: Irwan AR - Reporter: Dila Bahar - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM–Pengrajin Eceng Gondok di Kota Makassar kini sudah mulai berkembang. Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Perdagangan (Disdag) berupaya memberikan pembinaan kepada para pengrajin eceng gondok di 15 kecamatan yang ada di Makassar.

Kepala Disdag Makassar, Nielma Palamba mengungkapkan bahwa saat ini sudah memasuki tahun keempat kerajinan-kerajinan eceng gondok dikembangkan. Para pengurus Dekranasda sudah banyak menggunakan tas-tas yang terbuat dari eceng gondok.

pt-vale-indonesia

“Kalau eceng gondok ini awalnya kami melihat kok sudah jadi limbah, bahkan merusak lingkungan sehingga kita terinsipirasi bagaimana bisa membuat ini menjadi sesuatu yang besar manfaatnya,” kata Nielma.

Nielma menyebutkan ada beberapa tantangan yang saat ini dihadapi para pengrajin eceng gondok, yakni bagaimana memberikan sentuhan-sentuhan inovatif agar produk-produk yang dihasilkan tidak terlalu mahal saat dipasarkan ke masyarakat luas.

“Karena produksinya ini handmade, ada harga 400 ribu itu kan harganya cukup mahal, karena produksinya cukup lama, ini kan kita cari eceng gondok yang punya kualitas bagus,” ujarnya.

Menurutnya, tidak semua eceng gondok punya kualitas yang bagus. Apalagi eceng gondok yang berada di air yang tergenang seperti di kanal atau drainase-drainase yang ada. Ia mengungkapkan, eceng gondok yang bagus yakni memiliki ukuran yang besar dan memiliki tinggi minimal 60 cm.

“Itu kan digunting bunga dan akarnya, lalu dijemur. Nah proses jemurnya itu cukup lama sehingga harganya mahal. Sehingga bagaimana teknologi yang digunakan nanti bisa lebih memudahkan dan mempercepat. Misalnya pengeringan. Pengeringan itu biasanya kita pakai matahari,” terangnya.

Saat ini pihaknya sementara mencari solusi untuk proses pengeringan agar tidak terlalu lama. Misalnya menghadirkan teknologi yang mampu mengeringkan eceng gondok dalam waktu singkat sehingga proses pembuatannya bisa dilakukan secara bersamaan.

“Nah tantangan kita ke depan ketika pengrajin kita ingin membuat sesuatu, bahan bakunya tidak ada. Karena kalau musim hujan penjemuran otomatis tidak bisa dilakukan. Nah ini yang perlu dicarikan solusi supaya penjemuran bisa lewat teknologi, supaya mereka bisa bersamaan,” tambahnya.

Ditambah lagi, kata Nielma, kualitas produk harus lebih bagus. Sebab sangat mempengaruhi nilai jual produk tersebut.
Eceng gondok yang bagus kualitasnya itu, kata dia, harus berasal dari air yang mengalir deras, bukan air yang tergenang.

“Tentu cara menjahitnya juga harus bagus. Warna benangnya juga itu sudah mempengaruhi harga. Ketika warnanya tidak serasi dengan bahan yang dipilihnya maka nilainya sudah tentu berbeda,” jelas Nielma. (*)


BACA JUGA