Priska Paramita Adnan
Priska Paramita Adnan

Priska Paramita Adnan Berbagi Tips agar Perempuan Makin Berperan Positif di Era Digital 4.0

Jumat, 15 Maret 2019 | 00:12 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Junaid - Gosulsel.com

GOWA, GOSULSEL.COM – Priska Paramita Adnan berbagi berbagai tips yang bermanfaat, khususny bagi kaum perempuan agar dapat mengambil peran positif di era Revolusi industri generasi keempat atau dikenal dengan sebutan 4.0.

Olehnya itu, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Gowa Priska Paramita Adnan mengatakan di era revolusi digital 4.0 ini, perempuan dituntut untuk bisa multitasking (berkeahlian lebih). Menurutnya saat ini perempuan dituntut memiliki banyak keahlian dan paling tidak, bisa menggunakan teknologi komunikasi.

pt-vale-indonesia

“Perempuan bisa dilatih bakat, kerajinan, talenta yang ada untuk diasah lagi dalam mencari jenis-jenis pekerjaan yang dapat mendorong faktor ekonominya. Jaman digital saat ini mereka (perempuan) juga harus sudah pintar bermedia sosial untuk memasarkan barang-barang atau kerajinan keterampilan yang mereka buat,” kata istri Bupati Gowa ini, Kamis (14/3/2019).

Tak hanya itu, Priska juga mengatakan bahwa perempuan juga harus punya daya juang yang tinggi dan mau mendengarkan saran maupun belajar dari orang lain. Agar bisa mengasah kemampuan yang dimilikinya.

“Perempuan itu sangat perlu jadi multitasking. Perempuan itu sebagai penyeimbang laki-laki. Jadi jangan pernah merasa lebih tinggi atau lebih rendah. Seorang perempuan juga harus selalu belajar karena perempuan adalah sebagai tokoh utama dalam mendidik generasi-generasi selanjutnya. Jadi bersyukurlah menjadi seorang perempuan. Perempuan itu unik, kita dianugerahi banyak potensi untuk berkontribusi,” ungkapnya.

Ibu dari dua orang anak ini mengatakan bahwa apa yang ia sampaikan ini sebagai motivasi bagi kalangan perempuan untuk selalu percaya diri akan kemampuan yang dimilikinya. Olehnya itu, Priska berharap dengan mengembangkan potensi yang ada maka akan membuat perempuan berpikir dua kali untuk menjadi pekerja di negara orang

“Jadi semisal dalam kasus human traficking (perdagangan orang) jika ada bujukan-bujukan dan janji-janji manis dari penyalur tenaga kerja misalnya, perempuan bisa berpikir dua kali untuk menjadi tenaga kerja Karena didaerahnya sendiri banyak pekerjaan-pekerjaan yang bisa mereka lakukan dan mendapatkan gaji yang baik atau mendapatkan penghasilan tambahan dari pengolahan potensi yang dimilikinya,” tandas Priska Paramita Adnan.(*)