Ketua IGI Sulsel, Ramli Rahim

IGI Sebut Sanksi Siswa dan Pengawas Ujian Pembocor Soal UN Terlalu Ringan

Kamis, 04 April 2019 | 13:49 Wita - Editor: Irwan AR - Reporter: Dila Bahar - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM–Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) jenjang SMA, diwarnai dengan bocornya soal matematika. Selasa lalu (2/04/2019)

Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengidentifikasi dugaan siswa pembocor soal Ujian Nasional (UN) 2019. Pelanggaran tersebut adalah peserta ujian membawa HP/kamera. Kedua peserta memfoto soal dan mengedarkan di media sosial/grup komunikasi.

pt-vale-indonesia

Sanksi diberikan bukan saja kepada siswa penyebar namun juga kepada pengawas ujian yang bersangkutan.

Dikutip dari laman resmi ubk.kemendikbud.go.id, Kamis (4/4/2019), sanksi kepada siswa diberikan berupa pembatalan hasil ujian. Sedangkan untuk pengawasnya, tidak lagi diizinkan menjadi pengawas selama Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) ini berlangsung.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI), Ramli Rahim mengungkapkan, sanksi yang diberikan kepada siswa dan pengawas ujian tersebut terlalu ringan.

“Salah satu masalah pendidikan kita karena hukuman yang tidak mendidik, kalau pengawas hukumannya hanya itu, bisa jadi malah senang dia, bisa bebas tugas. Buat siswa pun, itu jelas terlalu ringan, tak ada juga pengaruhnya buat kelulusannya,” jelas Ramli. Kamis (4/4/2019)

Seharusnya, kata dia, siswa yang jadi pelaku dianulir kelulusannya dari sekolah atau diproses secara hukum. Sementara untuk pengawas, juga harus diberi hukuman yang lebih berat.

“Buat pengawas, harusnya hukumannya lebih berat, misalnya penurunan pangkat atau penundaan kenaikan pangkat dalam masa tertentu, ini karena kelalaian atau bisa jadi kesengajaan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menerima laporan dugaan kebocoran soal dan jawaban mata pelajaran Matematika tersbeut melalui percakapan di grup jejaring media sosial Line. (*)


BACA JUGA