Kalbe Farma memberikan edukasi kesehatan dengan menghadirkan pembicara Dr. dr. Tutik Harjianti, Sp.PD-KHOM, FINASIM – Spesialis Onkologi RS Siloam Makassar, di Grand Asia Hotel, Makassar, Minggu (23/2/2020)

Peringati Hari Kanker Sedunia, Kalbe Farma Beri Edukasi Kesehatan

Minggu, 23 Februari 2020 | 14:42 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui Kalbe Ethical Customer Care (KECC) dan Indonesia Cancer Care Community (ICCC) memperingati Hari Kanker Sedunia dengan mengangkat tema “I am and I Will” di Grand Asia Hotel, Makassar.

pt-vale-indonesia

Sekitar 250 lebih pasien, survivor, dan pemerhati kanker hadir dalam peringatan ini untuk mengikuti rangkaian kegiatan diantaranya olahraga Zumba bersama di area car free day (CFD), pemeriksaan kesehatan seperti tensi dan gula darah, talkshow terkait tema kanker, berbagi motivasi dengan survivor kanker, serta acara hiburan.

Acara utama peringatan Hari Kanker Sedunia ini berupa edukasi kesehatan dengan menghadirkan pembicara Dr. dr. Tutik Harjianti, Sp.PD-KHOM, FINASIM – Spesialis Onkologi RS Siloam Makassar.

“Kalbe akan terus mewujudkan komitmennya terhadap kesehatan masyarakat, dimana salah satunya terhadap penderita kanker,” ujar Hari Nugroho, Head of External Communication & Stakeholder Relation PT Kalbe Farma Tbk.

“Untuk penyakit kanker/onkologi, Kalbe memiliki layanan Onkologi Total Solution yang bertujuan memberikan solusi yang terintegrasi dari awal hingga akhir untuk layanan onkologi agar para penderita kanker memiliki peningkatan kualitas hidup,” lanjut Hari.

“Kalbe Ethical Customer Care (KECC) dan Indonesia Cancer Care Community (ICCC) setiap tahun secara rutin memperingati Hari Kanker Sedunia di beberapa kota besar, kami terus memberi semangat agar para penderita kanker untuk tidak putus asa dan tetap produktif dalam menjalankan aktivitasnya,” ujar Happy Handayani, Customer Relations Manager PT Kalbe Farma Tbk.

“Diharapkan melalui kegiatan ini masyarakat tergerak memperbaiki gaya hidup sehari-hari agar terhidar dari penyakit kanker, salah satunya melakukan deteksi dini kanker dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala,” lanjut Happy.

Kalbe Onkologi Total Solution merupakan sinergi layanan dalam pengobatan kanker mulai dari deteksi awal dan faktor resiko dengan melakukan pemeriksaan di laboratorium, proses screening dan diagnosa, terapi, rehabilitasi dan perawatan paliatif. Selain itu, juga ada layanan edukasi dan komunitas ICCC yang secara rutin memberikan informasi dan dukungan antara pasien, keluarga, survivor, dan pemerhati kanker.

Setiap tahunnya, Hari Kanker Sedunia diperingati pada tanggal 4 Februari, dan Hari Kanker Anak Internasional pada tanggal 15 Februari. Momen ini lebih dari sekadar peringatan karena merupakan momentum untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pengenalan penyakit kanker.

Di Indonesia, prevalensi kanker tertinggi berada pada Provinsi DI Yogyakarta, yaitu sebesar 4,1%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional sebesar 1,4%. Prevalensi tertinggi berikutnya berada pada Provinsi Jawa Tengah 2,1% dan Bali 2,0%. Sedangkan di Pulau Sulawesi prevalensi kanker tertinggi berada di provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara sebesar 1,7% dibanding Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat 1,1%, Sulawesi Tengah 0,9% dan Gorontalo 0,2% (sumber: Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI).

Tingginya prevalensi kanker di Indonesia perlu dicermati dengan tindakan pencegahan dan deteksi dini yang telah dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan. Kasus kanker yang ditemukan pada stadium dini serta mendapat pengobatan yang cepat dan tepat akan memberikan kesembuhan dan harapan hidup lebih lama. Oleh karena itu, penting dilakukan pemeriksaan rutin secara berkala sebagai upaya pencegahan dan deteksi dini kanker.

Skrining merupakan upaya deteksi dini untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu. Upaya ini dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi sesungguhnya menderita suatu kelainan (sumber: Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI 2015).(*)


BACA JUGA