MAROS, GOSULSEL.COM — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Maros, dari Fraksi Nasdem H Abidin Said, curiga kunjungan kerja (Kunker) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Maros beserta delapan Kepala Desa di Kecamatan Tompobulu ke Yogyakarta dalam rangka peningkatan wawasan pengelolaan destinasi wisata hanyalah kedok belaka, Jumat (23/10/2020).

Hal itu dikatakannya lantaran kondisi geografis Kecamatan Tompobulu tidak relevan dengan Yogyakarta, “Kita semua faham kondisi Tompobulu, kenapa Kunker ke Yogyakarta? Padahal kan kondisinya tidak relevan untuk dijadikan tempat belajar,” katanya. 

Ia menduga bahwa kunker Disbudpar bersama 8 Kades ini hanya kedok belaka, lantaran diselenggarakan di momentum tahapan Pemilihan kepala Daerah (Pilkada) Maros. Sementara, kegiatan kunker di luar provinsi tidak lagi diberlakukan selama pandemi Covid-19 ini. 

“Ini sangat rawan dipolitisasi, dirapat badan anggaran (banggar) DPRD Maros sudah kita sepakati untuk tidak dilakukan kunker kecuali sifatnya adalah mendesak dan prioritas. Jadi, ngapain di Yogyakarta dimasa sulit seperti ini,” kata Abidin. 

Diketahui bahwa kedelapan Kades yang diberi tugas kunker oleh Pemkab Maros itu melalui Disbudpar sejak 20 Oktober sampai dengan 23 Oktober 2020 antara lain Muh Amir Kades Toddolimae, Abdul Haris Kades Bontomanai, Suparman Kades Bontosomba, Khaerul Kades Bontomatinggi, Abd Razak Kades Pucak, Baharuddin, Kades Tompobulu dan H. Ambo Asse Kades Benteng gajah, Suriani Kades Bontomanurung. 

Tidak hanya itu, Camat Tompobulu Nashiruddin juga disinyalir menyusul rombongan Kunker kedelapan Kades tersebut.(*)

---