Deng Ical saat menyapa warga.

Tiga Pahlawan Ini Jadi Teladan dan Inspirasi Bagi DILAN Bangun Makassar

Selasa, 10 November 2020 | 20:31 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Masyarakat Indonesia, tidak terkecuali di Kota Makassar, Sulsel, memperingati Hari Pahlawan pada hari ini, Selasa (10/11/2020). Pasangan calon nomor urut 3, Syamsu Rizal MI-Fadli Ananda (DILAN), mengungkapkan Hari Pahlawan bukan sekadar ajang seremoni memperingati jasa pahlawan, tapi mesti dimaknai sebagai momentum ikut berkontribusi dalam pembangunan.

Deng Ical-sapaan akrab Syamsu Rizal, menyampaikan pahlawan jangan dimaknai dalam arti sempit. Toh, bukan cuma orang yang berjuang di medan perang dapat disebut pahlawan. Generasi bangsa saat ini dan masa depan juga bisa disebut pahlawan bila mampu mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif dan memberi arti kepada banyak orang.

pt-vale-indonesia

Untuk itu, Deng Ical mengajak segenap masyarakat untuk tidak turut berkontribusi membangun bangsa dan daerah. Tiap orang bisa menjadi pahlawan dalam skala tertentu, setidaknya pada bidang keilmuan maupun profesi masing-masing.

“Bagi DILAN, Hari Pahlawan merupakan momentum bagi setiap orang untuk berbakti mengisi kemerdekaan dan menjadi pahlawan dalam skala tertentu. Ya kita ambil contoh, para tenaga kesehatan saat ini merupakan pahlawan, dimana mereka menjadi garda terdepan menghadapi pandemi Covid-19. Nah, kita semua harus ikut berkontribusi membangun daerah dan bangsa,” ujar dia, Selasa (10/11/2020).

Deng Ical mengimbuhkan Sulsel memiliki banyak pahlawan nasional maupun pejuang yang dapat menjadi teladan dan inspirasi. DILAN sendiri memiliki tiga pahlawan nasional yang menjadi role model dalam kepemimpinan. Ketiga pahlawan yang jadi inspirasi dan teladan DILAN adalah ulama besar Syekh Yusuf, Raja Gowa Sultan Hasanuddin dan Raja Tallo Karaeng Pattingalloang.

Kader Muhammadiyah itu mengungkapkan ketiga pahlawan tersebut menjadi teladan dan insipirasinya dalam membangun Kota Makassar. Perjalanan karirnya, mulai dari menjadi anggota dewan, wakil wali kota hingga pelaksana tugas wali kota, dirinya banyak belajar dari prinsip-prinsip yang dipegang teguh oleh Syekh Yusuf, Sultan Hasanuddin dan Karaeng Pattingaloang.

“Dari Syekh Yusuf kita bisa petik keteladanan dan insipirasi untuk aspek religius dan pendidikan, dimana beliau adalah sosok ulama cerdas yang menyiarkan agama Islam hingga ke Afrika. Lalu dari Sultan Hasanuddin, kita dapat teladani keberanian dan kegigihan, dengan begitu kita jadi generasi yang pantang menyerah. Dan, dari Karaeng Pattingaloang kita belajar tentang kearifan, beliau sosok yang sangat cerdas dan bijak,” terang dia.

Ketua PMI Makassar itu bahkan menyampaikan salah satu prinsip kepemimpinan yang dipegangnya berasal dari pahlawan idolanya, Karaeng Pattingalloang. Dalam menyusun visi misi dan program, Deng Ical merujuk pada prinsip Raja Tallo yang diakui sebagai cendikiawan oleh dunia barat itu yakni pemimpin baik punya mimpi yang sama dengan rakyat atau orang yang dipimpinnya.

“Ya makanya visi misi dan program DILAN dirancang berdasarkan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, bukan karena keinginan atau kepentingan elite. Sejak dulu, saya selalu memegang prinsip Karaeng Pattingalloang soal pemimpin baik itu,” tukasnya. (*)

Tags:

BACA JUGA