Aktivitas penambangan di area genangan Waduk Bili-Bili, Gowa, Kamis, 19 November 2020. Tampak truk 10 roda antre menunggu pengisian material.

Berbahaya, Penambangan Liar di Waduk Bili-Bili Masih Marak

Kamis, 19 November 2020 | 22:06 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Rusli - GoCakrawala

GOWA, GOSULSEL.COM– Aktivitas penambangan di Waduk Bili-Bili, Kecamatan Parangloe, Gowa masih terus berlangsung. 

Meski terus disoroti, oknum penambang liar tak bergeming. Mereka tetap saja menambang. Potensi bahaya yang bisa timbul dampak dari penambangan itu pun seolah diabaikan. 

Pantauan di lapangan, penambangan terlihat di Lingkungan Bontosunggu, Kelurahan Lanna, Kecamatan Parangloe. Lokasi yang ditambang merupakan area genangan Waduk Bili-Bili. 

Ada banyak mobil truk 10 roda antre menunggu material. Tampak dua unit alat berat (excavator) menggaruk pasir dan batu di bawah aliran Sungai Jeneberang. 

Kepala Balai Besar Wilayah Pompengan Sungai Jeneberang (BBWSPJ), Adenan Rasyid sangat geram melihat penambangan masih marak di DAS Jeneberang. Apalagi, kegiatan penambangan sudah menyentuh area genangan Waduk Bili-Bili. 

Ia berjanji akan kembali mendesak Polda Sulsel untuk menindaklanjuti laporan yang dimasukkan Balai Pompengan.

“Nanti saya sampaikan langsung ke Dirkrimsus. Rencana mau ada rapat dengan beliau,” katanya. 

Sebelumnya, Adenan menyampaikan bahwa kegiatan penambangan di DAS Jeneberang, terutama di area genangan Waduk Bili-Bili telah dilaporkan ke Polda Sulsel. 

Seperti apa progres Polda Sulsel menyikapi laporan BBWSPJ, sejauh ini belum terlihat. Itu terbukti dengan masih maraknya kegiatan penambangan di waduk terbesar di Bili-Bili itu. 

Direktur Ditkrimsus Polda Sulsel, Kombes Widoni Fedri yang coba dikonfirmasi kembali terkait masalah pehambangan ini belum memberikan tanggapan. (*)


BACA JUGA