BONE, GOSULSEL.COM – 17 Agustus menjadi momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia. Betapa tidak, belenggu penjajahan selama 350 tahun akhirnya berbuah dengan diproklamasikannya Kemerdekaan Indonesia tepat hari ini, 76 tahun silam oleh Soekarno-Hatta.

Momen 17 Agustus setiap tahun pun menjadi sebuah perayaan yang diperingati oleh bangsa Indonesia sebagai hari ulang tahun Republik Indonesia. Di seluruh penjuru Indonesia, masyarakat menyambutnya dengan penuh suka cita.

Tak terkecuali SMA Islam Athirah Bone. Merupakan salah satu institusi pendidikan yang salah satu visinya adalah menjadikan sekolah yang didirikan bapak Jusuf Kalla (JK) ini memiliki jiwa nasional.

Pada perayaan HUT RI kali ini, SMA Islam Athirah mengadakan upacara virtual. Kemudian dengan lomba-lomba khas 17-an.

Majelis Pembina OSIS SMA Islam Athirah Bone, Ilham menyatakan bahwa gelaran 17-an kali ini dilaksanakan blended. Baik virtual maupun di luar jaringan.

“Konsepnya memang blended, mengingat kondisi saat ini, siswa ada yang sudah bergabung di asrama, dan juga masih ada yang belajar dari rumah. Namun kita ingin semua turut memeriahkan. Makanya, kami sediakan dua bentuk kegiatan dengan lomba yang variatif,” jelasnya.

Guru PJOK SMA Islam Athirah Bone ini pun menjelaskan bahwa lomba yang dihadirkan dijamin seru. Sebab tak hanya satu kegiatan.

“Lombanya pasti yang sifatnya fun, terutama untuk siswa yang berada di asrama. Ada lomba makan krupuk, balap karung, lari sendok, tarik tambang, senam wajah, dan memasukkan paku ke dalam botol. Untuk yang di rumah, kami tetap menyiapkan lomba, quizi dan video ucapan HUT RI,” ucapnya.

Sebelum kegiatan ini berlangsung, OSIS SMA dan SMP Islam Athirah Bone mengadakan upacara virtual. Kegiatan ini dihadiri seluruh guru, karyawan, dan siswa Sekolah Islam Athirah Bone.

Bertindak sebagai komandan upacara, Wakil Direktur Sekolah Islam Athirah Wilayah 3, Syamsul Bahri menyampaikan harapannya di hari kemerdekaan kali ini dan kaitannya dengan generasi muda. Ia menjawab diplomatis.

“Meski negara kita sudah merdeka dari penjajahan bangsa asing, generasi muda kita masih perlu berjuang untuk merdeka. Merdeka dari apa? Merdeka dari rasa malas, merdeka dari sifat-sifat buruk yang dapat menghambat mereka mencapai mimpi besar,” jelasnya.

“Mereka harus berjuang untuk tetap giat belajar meski saat ini belajarnya dari rumah. Semoga momentum kemerdekaan ini bisa dimanfaatkan untuk merefleksi dan memotivasi diri. Perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan harapannya menjadi spirit untuk mereka dalam berjuang menjadikan negara yang telah merdeka ini menjadi lebih baik dan bermartabat,” tukas Syamsul. (*)

---