Suasana pemakaman jenazah Muh Rian, pendaki yang ditemukan tewas di Gunung Bawakaraeng.

Fakta-fakta Dibalik Penemuan Mayat Muh Rian, Satu dari Tiga Pendaki yang Tewas di Bawakaraeng

Kamis, 19 Agustus 2021 | 18:13 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Endra Sahar - Gosulsel.com

GOWA, GOSULSEL.COM–Muh Rian (20), merupakan salah satu dari tiga pendaki yang ditemukan tewas di Gunung Bawakaraeng pada Rabu (18/8/2021).

Mayat Muh Rian ditemukan oleh tim SAR gabungan sekira pukul 20.40 Wita diantara pos 5 dan 6 di Gunung Bawakaraeng.

pt-vale-indonesia

Sebelum mayat Muh Rian berhasil ditemukan, tim SAR gabungan terlebih dahulu menemukan 2 mayat pendaki lainnya. Keduanya yakni Steven dan Zainal.

Ketiga jenazah almarhum pendaki ini telah dimakamkan oleh pihak keluarga. Muh Rian sendiri dimakamkan di pekuburan yang terletak di Kelurahan Romangpolong, Rabu (19/8/2021).

Muh Rian memang diketahui tinggal di Kelurahan Romangpolong, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.

Muh Rian merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara dan tinggal bersama ibunya. Sementara bapaknya sudah meninggal.

Sebelum berangkat mendaki gunung pada Sabtu (14/8/2021), Muh Rian sempat meminta izin ke orangtuanya.

“Berangkat dari rumah ji. Dia diajak sama temannya. Sempat ji juga izin sama orangtuanya untuk pergi mendaki,” kata Haidir Idris, sepupu almarhum Muh Rian saat ditemui di lokasi pemakaman, Kamis (19/8/2021).

Haidir menyebutkan bahwa, almarhum baru pertamakali mendaki Gunung Bawakaraeng untuk mengibarkan bendera merah putih dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia.

“Saya dapat informasi bahwa Rian berangkat dengan Steven. Fotonya beredar sedang berada di Lembanna. Namun informasi selanjutnya dia ke Bawakaraeng dalam rangka 17 Agustus untuk mengibarkan bendera merah putih,” ujarnya.

Pada saat proses pencarian Muh Rian, Haidir Idris standby di pos Buluba’lea bersama tim SAR gabungan.

Baru pada sekira pukul 20.40 Wita, dirinya menerima informasi bahwa mayat sepupunya itu sudah ditemukan.

“Jenazah tiba di Puskesmas Tinggimoncong itu sebelum jam 9 malam. Saya pergi lihat langsung kondisinya,” tuturnya.

Haidir mengatakan, setelah jenazah sepupunya tiba, dia langsung membuka kantong mayat. Dia melihat kondisi sepupunya sudah pucat.

Dia menuturkan bahwa pada saat mayat Muh Rian pertama kali ditemukan, posisinya sedang bersandar di sebuah batu tanpa menggunakan baju.

“Tersandar di batu sebelum pos 5 ke 6. Kalau luka tidak ji, cuman ada bintik-bintik mungkin bekas gigitan nyamuk,” tuturnya.

“Mayatnya mungkin disimpan sama temannya yang pergi cari bantuan. Kondisinya tertutup sarung sama switer nya,” sambungnya.

Dia menambahkan, informasi yang diterima bahwa sepupunya itu sudah buka baju sejak malam karena merasa gelisah.

“Sudah pucat karena dari pagi sampai malam dia buka bajunya,” tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Basarnas Sulsel, Djunaidi juga membenarkan penemuan korban Muh Rian pada pukul 20.40 Wita setelah Tim SAR Gabungan melakukan penyisiran sepanjang jalur yang di laporkan oleh teman korban.

“Korban ditemukan pukul 20.40 Wita sekitar 500 meter dari Pos 5 dalam keadaan meninggal dunia”, ungkap Djunaidi.

Sebelumnya, korban atas nama Rian dikabarkan sudah ditemukan sebelumnya pada pukul 14.20 Wita. Namun setelah dikonfirmasi ke keluarga, ternyata korban yang dimaksud adalah Zaenal, teman rombongan Rian yang juga jadi korban.

Hasil penelusuran aparat mengungkapkan fakta bahwa, ternyata jenazah Rian ditinggalkan oleh teman sependakiannya di sekitar Pos 5.

Berdasarkan kesaksian itu, Tim SAR kembali menggerakkan SRU untuk menyisir area yang disampaikan teman korban.

“Kami menerima informasi dari Pihak Polsek, bahwa jenazah kedua sebelumnya bukan Rian melainkan Zaenal. Dan korban atas nama Rian ditinggalkan di sekitar Pos 5 Gunung Bawakaraeng, karenanya SRU difokuskan untuk mencari di area yang diinformasikan jenazah Rian diletakkan”, jelas Djunaidi.

Proses pencarian dan evakuasi berlangsung dramatis karena kondisi sudah gelap dan cuaca di wilayah Gunung Bawakaraeng yang ekstrem.

Sebelumnya ketiga korban yang merupakan satu rombongan dinyatakan meninggal dunia dan dievakuasi oleh Tim SAR Gabungan.

Steven ditemukan di Pos 7, Zaenal antar Pos 5-6 dan Rian di sekitar Pos 5. Pendaki ini diduga tidak bisa bertahan karena mengalami hypotermia berat saat mendaki di Gunung Bawakaraeng yang cuacanya sangat ekstrem.

“Cuaca ekstrem dan ketidaksiapan Pendaki manjadi faktor penyebab banyak korban meninggal dunia”, tutup Djunaidi. (*)


BACA JUGA