PKL di Jalan AP Pettarani/ Ist

PKL Warung Mobil dan Motor Jadi Biang Kemacetan di Makassar

Senin, 06 Februari 2023 | 19:07 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Pedagang Kaki Lima (PKL) jenis warung mobil dan motor kian marak dijumpai di bahu jalan Makassar. Seperti di Jalan AP Pettarani dan Letjend Hertasning.

Kendati sudah ada rambu-rambu larangan berhenti bagi kendaraan agar tidak mengganggu lalu lintas. Namun, mereka tetap berdagang.

Keberadaannya yang kian menjamur menjadi salah satu penyebab kemacetan. Hal itu juga dibenarkan oleh Camat Rappocini, Aminuddin. Kata dia, potensi kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) akibat warung mobil ini sangat tinggi. Pasalnya mereka mangkal di jalur-jalur cepat.

“Ini di sekitar Jalan Protokol, tidak memperhatikan para pengguna kendaraan lain,” katanya, Senin (06/02/2023).

Kendaraan diparkir seenaknya di badan jalan dengan menyerong, ditambah perlengkapan dari warmob ini kadang menjorok hingga sepertiga jalan. Selain itu, ini juga mengambil hak para pejalan kaki, sebab beberapa perlengkapan mereka kerap menutupi trotoar jalan.

“Apalagi dia tidak lurus, nyerong lagi. Dia di badan jalan,” kata Aminuddin.

Kondisi ini kian parah saat terjadi transaksi jual beli, beberapa pengguna jalan, enggan turun dari kendaraannya, hingga memakan seperdua jalan. Ini jelas menghambat lalu lintas kendaraan.

“Apa tidak ngeri, kalau ada kendaraan dari belakang dengan kecepatan tinggi, ternyata ada kendaraan parkir di depannya,” imbuhnya.

Selain itu, lanjut Aminuddin, ini juga sangat mengganggu estetika dari kota. Dia mengatakan akan cukup memalukan bagi tamu yang masuk melihat banyaknya fenomena warmob ini di jalan-jalan protokol.

“Dengan adanya warmob ini akan mengganggu estetika kota. Orang bisa tidak tertarik ke kota kita. Akan menurun ini peminat,” jelasnya.

Ia mengaku penertiban ini sudah menjadi agenda rutin kecamatan. Sayangnya warmob ini tak kunjung jerah. Petugas juga cukup kesulitan sebab mobilitas mereka sangat tinggi.

Saat petugas datang mereka dengan cepat bisa segera bergeser dari tempatnya.

Camat Panakkukang, Andi Pengerang Nur juga mengakui adanya masalah warmob ini cukup sulit diberantas di wilayahnya. “Kita sudah turun di jam-jam tertentu setiap hari. Menertibkan mereka ini. Memang agak beda treatment-nya,” katanya.

Sementara ini penertiban dilakukan dengan cara persuasif. Ia mengatakan PKL ini sudah sangat sering muncul di tempat-tempat yang dilarang. Jika telah dijaring berulang maka tindakan lebih serius akan diambil pihaknya.

Penertiban ini kata dia tetap memenuhi protab, beberapa PK5 dianggap cukup kooperatif, mereka tetap diizinkan berjualan asalkan tidak berada di tempat yang dilarang kemudian tidak mengganggu lalu lintas.

Sejauh ini pihaknya telah menyiapkan program untuk masalah ini. Ada kawasan khusus bagi PK5 yang akan disediakan di Jl Nikel bekerjasama dengan Dinas Koperasi Makassar.

Jumlah tenant di sana mencapai 100 tenant, ini setidaknya sudah mencakup sepertiga jumlah PKL di Kecamatan Panakkukang yang berjumlah 300-san PKL.

Sisanya kata dia bisa dioptimalkan pada titik-titik yang tidak mengganggu kemudian. Beberapa di antaranya bisa didorong masuk ke Lorong Wisata.

“Kita juga siapkan di eks terminal Toddopuli, itu nanti bekerjasama dengan PD Terminal Makassar Metro,” tukasnya.(*)


BACA JUGA