Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) saat memberikan arahan dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (13/07/2023)/ Foto: Humas Kementan

Berhasil Tangani Antraks, Mentan SYL Acungi Jempol Pemkab Gunungkidul

Kamis, 13 Juli 2023 | 21:54 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

GUNUNGKIDUL, GOSULSEL.COM – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (13/07/2023). Di sana, Mentan SYL menyerahkan bantuan pengendalian Antraks kepada peternak terdampak.

Menurut Mentan SYL, penanganan Antraks oleh Kementan bersama Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sangat baik dan cukup terukur melalui berbagai upaya pengendalian.

pt-vale-indonesia

“Saya apresiasi langkah yang diambil oleh pak bupati bersama anggota saya di Kementan. Penanganan-penanganan, SOP terhadap penyakit hewan yang dilakukan oleh pak bupati sangat apik dan diatur cukup baik,” ungkap Mentan SYL saat memberikan arahannya di Taman Budaya Gunungkidul, DIY.

Dijelaskan Mentan SYL, keberhasilan pengendalian Antraks tersebut dilakukan melalui tiga agenda, yaitu agenda darurat, agenda temporer serta agenda permanen yang dituangkan dalam bentuk investigasi dan penelusuran kasus, pemeriksaan sampel, menghentikan lalu lintas keluar dan masuk di lokasi tertular.

Selain itu juga dilakukan penyuntikan antibiotik, melakukan dekontaminasi dengan disinfektan pada lokasi penyembelihan dan penguburan ternak serta penyemenan tempat penguburan ternak terinfeksi Antraks.

Namun, Mentan SYL mengingatkan, spora Antraks mampu bertahan 40 sampai 50 tahun. Oleh karena itu kesadaran masyarakat utamanya peternak terhadap Antraks harus terus ditingkatkan. Pasalnya populasi ternak di Gunungkidul cukup besar.

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan bahwa peternakan merupakan subsektor yang cukup besar berkontribusi terhadap PDRB Gunungkidul.

“Populasi sapi di sini mencapai 153 ribu, belum kambing, hampir 200 ribu, dan domba 12 ribu lebih. Oleh karena itu kami mengharapkan ke depan di Gunungkidul bisa ada RPH sebagai support system peternak di sini,” ujarnya.

Menurut Sunaryanta, faktor optimisme, sikap dan respon masyarakat yang terkendali menjadi kekuatan yang membuat wabah antraks ini terkendali.

“Kalau masyarakat panik, itu kekalahan kita, setengah kekalahan kita itu karena panik, karena takut, kekhawatiran yang berlebihan tapi optimisme lah yang membangun kekuatan sehingga sampai saat ini Antraks terkendali,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DIY, Sugeng Purwanto yang juga hadir mengharapkan ke depannya dengan kesiapan bersama dan kesigapan semua pihak, Antraks tidak ditemukan lagi di DIY, khususnya di Gunungkidul.

“Ini setiap tahun Antraks berulang. Tapi mudah-mudahan dengan kerja sama semua pihak, tahun depan sudah tidak terjadi lagi,” pungkasnya.(*)


BACA JUGA