Gubernur Andi Sudirman Kukuhkan Shodiqin Sebagai Kepala BKKBN Sulsel
MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman mengukuhkan Shodiqin sebagai Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulsel. Pelantikan berlangsung di Aula Maraja, Hotel The Rinra, Makassar, Senin (28/08/2023).
Pengukuhan ini dihadiri oleh Fungsional Ahli Utama BKKBN RI, drg. Widwiono, Forkompimda Sulsel, Kepala Dinas OPD KB Kabupaten Kota Se-Sulawesi Selatan dan Ketua DWP BKKBN Sulsel, Erna Jusiati.
Sebelumnya, Shodiqin menjabat sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemudian pada tanggal 26 Juni dilantik oleh Kepala BKKBN RI, dr. Hasto Wardoyo sebagai Kepala BKKBN Sulsel.
Dalam arahannya, Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman berharap agar BKKBN Sulsel terus berinovasi mengedukasi masyarakat. Itu untuk melakukan perencanaan keluarga, mengingat kasus perceraian di Sulsel masih cukup tinggi.
“Perpindah dari Jogja ke Sulsel berarti dikatakan naik kelas, di Sulawesi selatan banyak sekali masalah dan tantangannya, salah satunya kasus perceraian keluarga. Harapannya BKKBN mengambil peran strategis terutama dalam perencanaan keluarga, bukan hanya terkait bagaimana mengatur kelahiran,” ujar Andi Sudirman.
Lebih lanjut, Andi Sudirman mengatakan selain perceraian, masalah yang dihadapi di lapangan yaitu stunting pada anak. Di mana stunting menjadi hambatan dalam mewujudkan generasi unggul.
“Stunting itu terjadi bukan hanya pada keluarga miskin saja, akan tetapi kepada keluarga kaya juga. Hal ini menandakan bahwa masalahnya ada pada edukasi masyarakat, sehingga dibutuhkan inovasi bagaimana merubah pola pikir masyarakat ini,” ungkapnya.
Andi Sudirman menyampaikan jika angka stunting di Sulsel fluktuatif karena ada kelahiran yang terus bertambah.
“Stunting ini memang pencapaiannya fluktuatif dikarenakan faktor kelahiran anak sehingga perlu mendapatkan perhatian penting dalam menyeimbangkannya. Angka stunting di Sulsel pada tahun 2018 mencapai 35,6 persen (Riskesda), tahun 2019 menurun hingga 30,5 persen (SSGBI 2019), tahun 2021 angka stunting menurun 27,4 persen,” lanjutnya.
“Data angka stunting menurut EPPGBM tahun 2022 mencapai angka 8 persen sedangkan hasil SSGI tahun 2022 mencapai 27,2 persen” terang Andi Sudirman.
Andi Sudirman mengatakan dari data EPPGBM menggambarkan dari 10 anak yang lahir di Sulsel 1 diantaranya adalah stunting. Sedangkan data SSGI dari 10 yang lahir ada 3 anak yang stunting. Namun, ia berharap agar tidak mempermasalahkan perbedaan antara data ePPGBM dan SSGI ini.
“Perbedaan data ini jangan dijadikan perdebatan, tetapi cukup salah satunya menjadi motivasi semangat kita dalam bekerja dan satunya untuk melihat hasil kinerja kita,” ujar Andi Sudirman yang juga merupakan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sulsel.
Andi Sudirman mengajak besama-sama menurunkan stunting di Sulsel.
“Mari kita bersama-sama menurunkan stunting di Sulawesi Selatan agar anak-anak kita menjadi generasi unggulan dan untuk Bapak Kepala BKKBN Sulsel selamat bekerja dan terus jalin komunikasi jika ada hambatan yang dihadapi,” imba Andi Sudirman.
Dalam kesempatan itu. Fungsional Ahli Utama BKKBN RI drg. Widwiono, M.Kes, menyampaikan terima kasih atas komitmen Gubernur Sulawesi Selatan dalam upaya Penurunan Stunting, Ia berharap stunting tahun ini bisa diturunkan lagi sesuai dengan target Nasional.
Widwiono menambahkan saat ini angka kelahiran rata-rata per wanita usia subur di Sulsel sudah cukup bagus yaitu 2,29 persen mendekati target nasional 2,1 persen.
“KB Pascapersalinan, Unmeet Need, TFR dan Angka Kesuburan dengan stunting sangat berkaitan. Jadi Kalau KB Pasca Persalinan prevalensinya bisa dinaikkan hingga 75 persen, ini akan berdampak pada penurunan stunting terutama KB nya menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang. Jika hal ini dilakukan Insyaa Allah stunting juga turun, angka kematian bayi turun dan Angka Kematian Ibu juga turun,” sebut Widwiono.
Ditemui usai dikukuhkan, Kepala BKKBN Susel, Shodiqin menyatakan siap menyukseskan pelaksanaan program Pembagunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di Sulsel.
“Di Sulawesi Selatan mempunyai tantangan tersendiri, dimana sebelumnya di Jogja hanya 5 Kabupaten/Kota kalau di Sulsel ada 24 Kabupaten/Kota, namun Kami lihat untuk capaian sudah baik semua sisa perlu ditingkatkan khusunya angka stunting yang masih di atas nasional yaitu 27,2 persen,” sebut Shodiqin.
Dalam kesempatan itu, Shodiqin meminta dukungan dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk bersama-sama mengatasi permasalah tersebut.
“Arahan Bapak Gubernur menjadi motivasi bagi kami untuk terus bekerja dan berinovasi dalam mendorong capaian dan target program di Sulawesi Selatan, untuk itu Kami meminta dukungan dari seluruh pihak untuk bersama-sama mengatasi permasalah yang ada baik itu menyangkut program Bangga Kencana maupun Percepatan Penurunan Stunting, Kita berharap target 14 persen di tahun 2024 dapat kita capai bersama,” tutup Shodiqin. (*)