Kolaborasi ‘Jaga Bersama’ Hadirkan Inovasi Cegah Kanker Serviks Dini di Sulsel
MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Kanker Serviks adalah ancaman serius bagi perempuan di Indonesia. Dilansir dari kemkes.go.id, setiap tahun sekitar 36.000 perempuan didiagnosis mengidap Kanker Serviks, dengan lebih dari 70 persen kasus berada pada stadium lanjut. Pada tahun 2020 Kanker Serviks menyebabkan kematian pada 21.000 perempuan di Indonesia, menjadikannya jenis kanker penyebab kematian terbesar kedua pada perempuan di negara ini.
Mulai tahun 2023, Kementerian Kesehatan RI meresmikan program nasional pencegahan Kanker Serviks sejak usia dini melalui pemberian imunisasi HPV. Pemberian imunisasi ini ditujukan bagi anak usia sekolah dasar dan dilaksanakan melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah atau BIAS.
Dilansir dari kemkes.go.id, dengan cakupan minimal 90 persen imunisasi HPV dapat menurunkan secara cepat angka kesakitan dan kematian akibat Kanker Serviks.
Dalam rangka memastikan anak dan orang tua memahami pentingnya imunisasi HPV untuk mencegah Kanker Serviks, diperlukan edukasi yang menyenangkan dan melibatkan anak, orang tua, guru, dan kader kesehatan.
Portal Kesehatan Masyarakat (Portkesmas), bekerja sama dengan Forum Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (Pokja RCCE) didukung UNICEF Indonesia menginsiasi kolaborasi pelatihan edukasi model KAP di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dimulai di Kota Makassar, Bone, dan Bulukumba. Pelatihan ini berlangsung selama lima hari dan bertujuan untuk membekali tenaga kesehatan, guru, lembaga swadaya masyarakat dan anak muda dengan keterampilan komunikasi yang efektif dalam menyampaikan pentingnya imunisasi HPV dan perilaku hidup sehat lainnya.
Kolaborasi ini dinamakan “JAGA BERSAMA”. Henky Widjaja, Kepala Kantor Perwakilan UNICEF wilayah Sulawesi dan Maluku menyambut baik kolaborasi ini.
“Inisiatif ini sangat penting untuk memastikan bahwa edukasi mengenai imunisasi dan perilaku hidup sehat tidak hanya dilakukan tenaga kesehatan, tetapi juga guru, LSM dan anak muda. Dengan demikian, pesan kesehatan dapat lebih luas tersampaikan ke seluruh lapisan masyarakat,” ujar Henky.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Ishaq Iskandar juga mendorong dilakukannya upaya serupa di kota dan kabupaten lainnya di Sulawesi Selatan. “Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan untuk memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan akurat tentang pentingnya imunisasi,” katanya.
Pelatihan untuk pelatih ini, dimulai sejak tanggal 15 sampai 19 Juli 2024. Pelatihan terdiri dari kegiatan belajar di dalam kelas dan praktik lapangan di sekolah dasar dan puskesmas di Kota Makassar.
Bhakti Pandi Hasin selaku Guru SDN Sudirman III, salah satu peserta pelatihan menyatakan antusiasmenya terhadap kegiatan ini. “Kami belajar di kelas dan praktik lapangan. Kami mendapatkan cara dan alat bantu praktis baru untuk menyampaikan materi kesehatan dengan cara yang menyenangkan. Ini sangat membantu kami dalam mengedukasi anak-anak dan orang tua.
Direktur Relasi Kemitraan, Savero Dwipayana menyatakan kegiatan pelatihan ini diselenggarakan untuk mendukung upaya pencegahan Kanker Serviks sejak usia dini.
“Inovasi edukasi ini merupakan langkah strategis yang menggabungkan upaya berbagai pihak untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan Kanker Serviks sejak usia dini,” ujar Savero.
Kolaborasi ini diharapkan dapat berkontribusi dalam upaya pencegahan kesakitan dan kematian akibat Kanker Serviks di Indonesia.(*)