Konferensi Internasional Studi Bahasa Jerman Keenam Resmi Dibuka di UNM Makassar
MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Dengan semangat dan kebanggaan, Konferensi Internasional Studi Bahasa Jerman yang keenam diselenggarakan oleh Asosiasi Jerman Indonesia, kali ini di Universitas Negeri Makassar, Sulawesi. Konferensi ini merupakan yang pertama di luar Pulau Jawa, setelah rencana yang tertunda akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Kegiatan ini berlangsung selama 17-18 Oktober 2024.
Tema yang diangkat dalam konferensi ini adalah “Belajar Bahasa Jerman di Abad ke-21: Tantangan, Tugas, dan Peluang.” Dalam era digital yang terus berkembang, tantangan pekerjaan bagi lulusan studi Jerman semakin relevan. Pertanyaan mengenai kesesuaian keterampilan yang dipelajari dengan kebutuhan pasar kerja menjadi fokus diskusi.
Konferensi dua hari ini menghadirkan empat pembicara utama yang akan membahas isu-isu terkini, di antaranya:
Prof. Dr. Andrea Bogner (Universitas Georg-August, Göttingen, Jerman),
Dr. Nguyen Thi Kim Lien (Universitas Hanoi, Vietnam),
Ulrike Drißner (Goethe-Institut Indonesia),
Dr. Thanakon Kaewwipat (Universitas Chulalongkorn, Thailand),
Selain itu, terdapat 49 kontribusi dari peserta yang berasal dari Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Jerman, dibagi dalam tiga sesi.
Acara dibuka di Ballroom Teater Phinisi Universitas Negeri Makassar (UNM) dan dilanjutkan di Hotel Ibis Makassar. Pada malam hari, peserta dapat menikmati malam budaya dengan berbagai pertunjukan seni. Pada hari kedua, seminar lanjutan diadakan dan diakhiri dengan pemilihan Ketua IkoniG ke-6 yang baru.
Di akhir acara, dilakukan pemilihan ketua baru. Pratomo Widodo, selaku ketua Persatuan Jermanis Indonesia, mengungkapkan rasa terima kasihnya terhadap kegiatan yang sukses dilaksanakan. Serta Ia menyebut pemilihan Ketua yang baru berlangsung dengan lancar.
“Kegiatan ini berlangsung dengan tidak bertele-tele dan diakhiri dengan pemilihan ketua yang baru. Alhamdulillah, pergantian pengurus berlangsung secara demokratis dan lancar,” tuturnya.
Pratomo juga menambahkan harapannya agar tradisi baik ini terus berlanjut. Sehingga organisasi dapat menjadi lebih solid dan kompak.
“Semua ini berkat passion kita terhadap bahasa Jerman, yang membuat kita rela meluangkan waktu hingga malam demi kemajuan bersama. Saya ucapkan terima kasih kepada pengurus sebelumnya. Regenerasi ini sudah sangat baik,” tutupnya.
Konferensi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan pembelajaran bahasa Jerman di Indonesia.
Sebagai penutup, pada tanggal 19 Oktober, peserta akan melakukan rekreasi wisata ke Rammang-Rammang Maros.(*)