
Nurfadilla Tiara, Anak Petani Bulukumba yang Menjadi Lulusan Terbaik Sejurba Surtapotrud A-15 TNI AU
BULUKUMBA, GOSULSEL.COM – Kegagalan sering kali menjadi batu loncatan menuju kesuksesan. Kalimat ini sepertinya sangat cocok menggambarkan perjalanan Nurfadilla Tiara, seorang anak petani asal Dusun Lembang, Desa Bontobiraeng, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Meski sempat tiga kali gagal dalam tes masuk Polwan dan TNI, Nurfadilla tak pernah menyerah. Kini, ia mengukir prestasi gemilang sebagai lulusan terbaik Sejurba Surtapotrud A-15 TNI Angkatan Udara.

Prestasi itu diumumkan pada upacara penutupan pendidikan (Tupdik) Sejurba Surtapotrud A-15 di Aula Lokawiratama, Subang, pada Jumat 7 Februari 2025.
Bukan perjalanan yang mudah, namun berkat ketekunan, kerja keras, dan doa yang tak putus, Nurfadilla akhirnya membuktikan bahwa mimpi besar bisa diraih siapa saja, termasuk anak seorang petani.
Cita-cita Nurfadilla untuk menjadi abdi negara sudah tertanam sejak lama. Namun, jalan menuju impian itu penuh liku. Ia dua kali gagal dalam tes masuk Polisi Wanita (Polwan) dan sekali dalam seleksi TNI. Kegagalan demi kegagalan itu sempat membuatnya sedih, tetapi tak pernah membuatnya menyerah.
“Dia perempuan yang tangguh dan penuh kesabaran. Cita-citanya sangat besar, tapi jalannya tak mudah. Dia dua kali mencoba menjadi Polwan tapi belum rezeki, lalu mencoba TNI juga belum lolos,” cerita Echa Panrita Lopi, tante Nurfadilla, penuh haru.
Namun, semangat Nurfadilla tak pernah padam. Akhir 2023, ia kembali mencoba peruntungannya di TNI Angkatan Udara.
Dengan persiapan matang dan tekad kuat, akhirnya ia dinyatakan lulus dan dilantik sebagai Bintara TNI AU pada 4 November 2024 di Lanud Adi Soemarmo, Surakarta, Jawa Tengah.
Pengorbanan dan air mata di balik prestasi
Kesuksesan Nurfadilla bukan tanpa pengorbanan. Sebagai anak pertama dari pasangan Puang Bahtiar dan Puang Asriani, yang sehari-hari bekerja sebagai petani dan ibu rumah tangga, kehidupan Nurfadilla jauh dari kata mudah. Sejak kecil, ia dibesarkan oleh kakek dan neneknya karena orang tuanya merantau mencari nafkah.
Untuk mengikuti tes TNI AU di Makassar, Nurfadilla bahkan rela menempuh perjalanan jauh dengan sepeda motor. Semua proses pendaftaran dan tes ia jalani dengan mandiri, tanpa mengeluh dan tanpa bergantung pada siapa pun.
“Dia benar-benar mandiri. Semua dia urus sendiri. Saat tes, dia berjuang tanpa kenal lelah. Bahkan saat pendidikan, kabar duka datang — kakeknya meninggal dunia. Tapi Dilla tetap tegar menyelesaikan pendidikannya dengan baik,” ujar Echa.
Di balik keberhasilan Nurfadilla, ada dukungan besar dari keluarga. Sang ayah, Puang Bahtiar, yang bekerja sebagai petani di tanah rantau, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya.
“Ini adalah hasil kerja keras dan doa. Kami sangat bangga pada Dilla. Sejak kecil, dia selalu bersemangat belajar dan tak pernah menyerah. Kami selalu mendukung cita-citanya menjadi abdi negara,” ungkap Bahtiar.
Dukungan juga datang dari sang nenek dan seluruh keluarga besar, yang selalu mendoakan dan memberikan semangat. Kepergian sang kakek menjadi luka mendalam, tetapi juga menjadi motivasi tambahan bagi Nurfadilla untuk menyelesaikan pendidikannya dengan prestasi terbaik.
Dalam sambutannya, Komandan Wingdik 500/Umum Kolonel PNB Dwi Pantinovan, M.Han., berpesan agar para lulusan, terutama Nurfadilla sebagai lulusan terbaik, terus mengembangkan ilmu dan keterampilan.
“Ilmu yang kalian dapatkan harus diaplikasikan dengan baik di satuan masing-masing. Jadilah personel yang handal dan profesional, dengan semangat juang, loyalitas, dan keikhlasan dalam mengemban tugas,” pesannya.
Kini, Nurfadilla Tiara telah membuktikan bahwa kegigihan, kesabaran, dan doa bisa mengubah mimpi menjadi kenyataan. Ia bukan hanya menjadi kebanggaan keluarga, tetapi juga inspirasi bagi banyak orang bahwa latar belakang bukanlah penghalang untuk meraih prestasi.
Dari ladang sederhana di Bulukumba, hingga menjadi lulusan terbaik Sejurba Surtapotrud A-15 TNI AU. Perjalanan Nurfadilla adalah bukti bahwa mimpi besar milik siapa saja yang berani berjuang. (*)