Warung Coto Manggala di Jalan Manggala. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)

Ramli Daeng Bamang, Penjual Coto yang Awalnya Suka Mabuk-Mabukan

Rabu, 14 Oktober 2015 | 09:02 Wita - Editor: Nilam Indahsari - Reporter: Andi Dahrul Mahfud - GoSulsel.com

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Ramli Daeng Bamang tak pernah terpikir sebelumnya jika akhirnya ia akan melakoni profesi sebagai penjual coto. Padahal sebelumnya ia sering menghabiskan waktunya untuk mabuk-mabukan.

“Awalnya saya ini seorang peminum. Jadi kalau pagi saya suka makan coto. Tidak lama kemudian saya mencoba-coba untuk membuat coto dan ternyata banyak teman yang suka. Waktu itu tahun 1989. Nah, berawal dari situ saya mulai merintis Coto Manggala,” kisah Dg Bamang, pemilik Coto Manggala, kepada GoSulsel.com, Sabtu (12/09).

Dalam perjalanannya, usaha yang berada di Jalan Manggala ini sempat kandas karena masalah modal.

“Di situ saya mulai putus asa karena tidak ada modal untuk lanjut. Tapi teman-temanku yang biasa saya temani, meminjamkan modal. Karena mereka bilang enak kalau saya bikin coto. Jadi saya melanjutkan warung cotoku,” kata Dg Bamang, mengenang masa-masa susahnya.

Tapi kemudian, usaha warung cotonya berjalan lancar. Sehingga ia bisa merenovasi warungnya.

Halaman 2
Ramli Daeng Bamang sedang menuang kuah cotonya. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)

Ramli Daeng Bamang sedang menuang kuah cotonya. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)

“Dulunya, warungku ini belum begini. Warungnya masih dari bambu dan atap rumbia. Tapi alhamdulillah banyak orang yang suka. Pembeli tambah banyak. Saya beli tanah di sini terus saya bangun warung coto yang agak besar,” ungkap Dg Bamang.

Kini, Coto Manggala sudah banyak pelanggan dan dikenal banyak orang.

“Yang datang di sini makan coto banyak, dari kalangan masyarakat mulai dari warga sekitar, orang kantoran, pejabat-pejabat, dan pernah wali kota Makassar juga datang di sini,” kata Dg Bamang.


BACA JUGA