Lebih jauh Taufan menyebutkan dari operasi yang dilakukan, pihaknya mendapatkan kebanyakan taksi liar ini adalah milik perorangan, kemudian mobilnya didaftarkan ke perusahaan taxi dengan harapan dapat memperoeleh izin operasional.

“Kebanyakan yang memilik perorangan, tapi mereka daftar ke perusahaan supaya dapat izin tapi tidak keluar juga. Penertiban baru dilakukan karena anggarannya baru ada, kami menindaki mereka dengan menilang, argo, mahkota serta plat nya juga, dengan harapan ini tidak digunakan lagi”ucapnya.

Selain itu, Taufan menghimbau ke masyarakat agar tidak menggunakan jasa angkutan dari taksi liar, karena tidak ada jaminan apa-apa terhadap keselamatan penumpang karena rawan kriminal.

“Yang resmi lebih nyaman, bersih terjadi sesuatu bisa kami klarifikasi karena perusahaannya. Tapi kalau taksi liar, besar sekali kemungkinan terjadi tindak kriminal karena mereka menggunakan riben ( kaca gelap), tidak ada identitas, tidak ada nomor lambung, argonya lebih cepat, sisi keamanan sangat rawan,”terang Taufan.

Taufan menghimbau agar tidak menggunakan taksi liar. Ada 20 taksi resmi di kota Makasaar. (*)

---