Film ini sayang untuk dilewatkan keluarga Indonesia…

ATHIRAH sungguh menyentuh. Betapa getir kehidupan keluarga JK. Athirah memikul beban sebagai wanita terpandang yang dimadu, dalam kultur Bugis disebut ipammarue. Padahal perkawinan mereka terikat cinta yang tulus.

Meski melangkah dengan perih, Athirah tak pernah alpa sedetik pun menghormati suami. Ia bangkit jadi pengusaha wanita yang sukses.
Ketika usaha suaminya Hadji. Kalla, kolaps akibat inflasi besaran besaran tahun 60an, Athirah dengan tulus menyerahkan segepok uang emas dan berlian hasil jarih payahnya sebagai wanita mandiri untuk membantu Hadji. Kalla.

Athirah menjadi pahlawan. Sedangkan JK yang tumbuh dewasa di sisi Emma’nya dalam sedih dan duka, tampil mengambil alih dan membesarkan bisnis keluarga.

JK sangat terbuka membiarkan kehidupan rumah tangganya yang terguncang oleh poligami itu, menjadi konsumsi publik. Tetapi JK yakin banyak nilai yang bisa dipetik dari sisi lain kehidupan keluarganya, bahwa manusia tidak boleh lemah, apalagi dikuasai kebencian, tetapi harus kuat, penuh cinta tulus, dan ikhlas untuk berbagi dalam situasi sesulit apapun.

Patut berterima kasih kepada Riri Riza dan Mira Lesmana yang telah memfilmkan Athirah dan tentu juga kepada Alberthiena Endah yang telah menuliskan novelnya.
Anda telah, menyajikan fakta yang bisa diteladani keluarga Indonesia.

---