FOTO: Karaeng Marusu' menggelar upacara adat Kattoboko/Rabu, 15 Maret 2017/Muhammad Yusuf/Gosulsel.com

Mengurai Makna “Kattobokko”, Upacara Adat di Kerajaan Marusu

Rabu, 15 Maret 2017 | 18:36 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Muhammad Yusuf - GoSulsel.com

Maros, Gosulsel.com — Kerajaan Marusu’ sebagai salah satu kerajaaan tertua di Maros, sampai saat ini masih mempertahankan tradisi dalam upaya melestarikan adat istiadat di Kabupaten Maros.

Salah satu adat yang sampai kini terus dilaksanakan yakni perayaan  “Kattobokko” atau pesta panen padi. Kattobokko sendiri merupakan ritual panen yang menandai bahwa musim panen padi telah dimulai. Di mana padi tidak akan dipanen sebelum perayaan Kattobokko ini selesai dilaksanakan.

pt-vale-indonesia

“Ini salah satu adat atau perayaan panen padi masyarakat yang masih terjaga samapai sekarang”, ujar salah satu keturunan Karaeng Marusu, A. Muslimin, Rabu (15/3/2017).

Dari tinjauan suku kata. Kattobokko berasal dari dua suku kata. Katto yaitu kegiatan memanen padi secara tradisional dengan menggunakan alat berupa ani-ani dengan cara memotong tangkai dari padi. Tangkai padi yang telah dipotong kemudian dikumpulkan dan diikat dalam satau rumpun besar yang  disebut bokko.

Setelah itu, padi kemudian diarak oleh ratusan masyarakat secara bergantian dari sawah menuju kerajaan Balla Lompoa. Setibanya di halaman Balla Lompoa, padi ini kemudian disambut dengan prosesi adat pula oleh Raja Marusu’ ke-24, Andi Waris Karaeng Sioja.

Di depan tamu undangan, Kareng Sioja memaparkan Perayaan “Kattobokko” merupakan salah satu wujud rasa syukur kepada Ilahi untuk hasil panen padi tiap tahunnya. Selain itu “Kattobokko” juga sebagai upaya menjaga nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong di tengah masyarakat.

“Ini adalah wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas tibanya waktu panen. Sekaligus upaya melestarikan rasa gotong royong,” kata Andi Waris.(*)


BACA JUGA