PDIP
#

PDIP Tak Pede Usung Kader di Pilwalkot Makassar

Jumat, 12 Mei 2017 | 18:14 Wita - Editor: Irfan Wahab - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

Makassar, GoSulsel.com – Jelang Pilwalkot Makassar tahun 2018 mendatang, sejumlah partai politik mengutus kadernya melakukan sosialisasi untuk bertarung pada di Pilwalkot Makassar mendatang.

Berbeda dengan DPC PDI Perjuangan Kota Makassar yang hingga saat ini tidak memperlihatkan riak-riak akan mengikut sertakan kadernya pada hajatan politik lima tahunan itu.

pt-vale-indonesia

Meski Ketua DPC PDI Perjuangan Makassar, Bahar Machmud telah mendaklarasikan diri akan bertarung pada posisi 02 (calon Wakil Wali Kota Makassar), namun hingga saat ini belum terlihat manuver dan pergerakan politik yang massif.

Bahkan melalui sitem ‘Jemput Bola’, DPC PDI Perjuangan Makassar meminang figur eksternal yang telah menyatakan diri akan bertarung pada Pilwalkot Makassar mendatang. Seperti diketahui, PDI Perjuangan telah mendatangi Wali Kota petahana Danny Pomanto, Ketua DPD I Golkar Makassar yang juga Ketua DPRD Makassar Farouk M Betta dan Ketua DPD NasDem Makassar Rachmatika Dewi.

Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Prianto dalam analisisnya menilai bahwa metode ‘jemput bola’ tersebut digunakan oleh PDIP demi mengeksplorasi bakal calon sendiri. Pasalnya, PDIP tidak mendorong kader internal untuk maju di Pilwalkot mendatang.

“Saya liat ini bagian dari eksplorasi dan ‘umpan’ dari DPC saja terhadap para bakal calon. Kebetulan PDIP sepertinya tidak menyiapkan kader untuk Pilwalkot, maka jadilah PDIP seperti ‘kendaraan yang tinggalkan terminal’,” kata Andi Luhur Priyanto, Jumat (12/5/2017).

Meski begitu, dia menilai, dalam berkontestasi di perpolitikan. PDIP menampilkan kesan berbeda dengan partai-partai lain. Terlebih lagi jelang Pilwalkot 2018 mendatang yang dimana PDIP tidak segan mengantarkan langsung formulir pendaftaran ke bakal calon Wali Kota Makassar. “Model PDIP ini memang sedikit berbeda. Istilah nya “kendaraan yg menjemput penumpang”, meskipun yg dijemput, belum penumpang resmi,” ungkap Luhur.

Lanjut luhur, dirinya menilai hal tersebut menandakan bahwa PDI Perjuangan tidak siap mendorong kader internal untuk maju di Pilwalkot. Sehingga menggunakan metode mengantar langsung surat pendaftaran bakal calon wali kota.

“Reputasi kepemimpinan dan kaderisasi PDIP ini sedang di pertaruhkan. Pola ‘jemput penumpang’ menandakan partai ini tidak memiliki stok kader yg siap untuk kontestasi Pulwalkot. Sebagai partai kader yang memiliki nilai dan identitas perjuangan yang melembaga, PDIP seharusnya confidence menampilkan kadernya di awal penjaringan,” papar Luhur.

Namun, Luhur menuturkan melihat dari posisi jumlah kursi PDIP di DPRD Makassar dapat menjadi salah satu partai yang diperhitungkan. Bukan tanpa alasan, PDIP memiliki 4 kursi yang tentunya sisa menambah 6 kursi lagi untuk dapat mengsung figur. “Perolehan kursi di DPRD merupakan alat bargaining, yang sudah lebih dari cukup untuk bernegosiasi dengan partai dan kandidat lain,” terangnya.

Ketua DPC PDI Perjuangan Makassar, Bahar Machmud yang dikonfirmasi terkait sistem ‘jemput bola’ yang pihaknya lakukan. Bahar menegaskan bahwa hal tersebut bukan merupakan manuver inisiatif DPC PDI Perjuangan makassar.

“Ini perintah partai, perintah DPP partai, Bukan inisiatif dari DPC Makassar. jemput bakal calonĀ  yang telah melakukan sosialisai dan buka komunikasi politik dengan PDI Perjuangan,” kata Bahar saat ditemui usai melakukan pertemuan dengan Andi Rachmatika Dewi dan pengurus teras DPD NasDem Makassar di Warkop Papa Ong, Jln Rusa Makassar, Jumat (12/5/2017).

Dia melanjutkan, hal ini dilakukan untuk mendekatkan diri dengan bakal calon yang telah membuka komunikasi dengan PDI Perjuangan Makassar. “Ini juga adalah awal komunikasi, bagaimana mungkin kita akan melakukan bargenaing politik jika tidak membuka komunikasi untuk ditindak lanjuti. setelah melakukan komunikasi awal, kita pasti tindak lanjuti siapa yang 01 siapa yang 02,” tandasnya. (*)


BACA JUGA